“Saya sengaja mengundang Pak Aqua sebagai Pakar Komunikasi yang telah memotivasi ratusan ribu orang baik di 34 provinsi di Indonesia maupun di puluhan negara. Kepiawaiannya dalam berkomunikasi dan memotivasi sangat dibutuhkan jajaran kami,” ungkap pelaksana tugas Bank Sulselbar Irmayanti Sulthan.
Tanggal 23 Oktober 2020, “duet inspiratif” ini kembali menjadi narasumber pada sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi secara virtual. Ayah dan anak tersebut tampil dalam Webinar dihadapan sekira 1.600 mahasiswa baru serta mahasiswa senior, dan dosen Universitas Bung Hatta Padang, Sumatera Barat, Jumat (23/10/2020).
“Pak Aqua dan putra beliau, Ero sharing Ilmu Komunikasi dan pengalaman mereka untuk memotivasi mahasiswa baru kami yang berjumlah 1.600 orang. Mereka tampil dalam satu kegiatan yang kami namakan Pendikar, yakni Pendidikan Karakter,” kata Wakil Rektor III Universitas Bung Hatta, Dr Hidayat ST MT.
Baca Juga:Peringati Tahun Baru Islam, Jatman Sumedang Akan Menggelar Haul KasepuhanDr Aqua Dwipayana: Peningkatan Kompetensi Komunikasi Karyawan adalah Upaya Berkelanjutan dan Tanpa Henti
“Saya insya Allah siap untuk melakukan Sharing Komunikasi dan Motivasi dimanapun dan kapanpun sepanjang semua dilakukan demi berkontribusi pada pendidikan. Saya sudah membulatkan tekad menghabiskan sisa hidup saya untuk melaksanakan dan menyebarkan Gerakan silaturahim ke mana dan di mana saja,” ungkap Dr Aqua Dwipayana yang telah mengumrahkan gratis ratusan orang dari hasil penjualan buku super best seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.
Dalam TOR yang diberikan pihak panitia, Dr Aqua Dwipayana memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi terkait dengan perjuangan beliau yang berasal dari keluarga tidak mampu hingga menjadi Pakar Komunikasi dan kemudian sangat aktif dalam banyak kegiatan sosial. Dr Aqua Dwipayana yang memutuskan pensiun dini di usia 35 tahun pada 30 September 2005 dan lebih memusatkan kegiatannya dengan bersilaturahim tanpa henti juga memberikan tips bagaimana mahasiswa dengan tingkat ekonomi rendah namun mampu berdaya dan pada akhirnya memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat dan kemanusiaan secara umum.
Di sisi lain, Ero yang pada 2014 keliling Indonesia dengan mendatangi 34 provinsi mulai dari kilometer nol di Sabang, Aceh, sampai kilometer nol di Merauke, Papua, menceritakan pengalamannya menjadi aktivis sosial, kegiatan sosial apa saja yang pernah diikuti, dan ketertarikannya untuk selalu memberi manfaat bagi lingkungan.