Pedagang Mainan Cabul, Orang Tua Siswa Ramai-ramai Nungguin Anak di Sekolah

Pedagang Mainan Cabul, Orang Tua Siswa Ramai-ramai Nungguin Anak di Sekolah
0 Komentar

Pedagang Mainan Cabul, Orang Tua Siswa Ramai-ramai Nungguin Anak di Sekolah

sumedangekspres – Sejumlah orang tua siswa sekolah negeri di wilayah Legok Kecamatan Paseh,  terpaksa menemani anak-anak mereka selama kegiatan belajar mengajar.

Menyusul ulah oknum pedagang mainan di sekolah tersebut yang diduga berbuat tak senonoh terhadap banyak siswa.

Baca Juga:Digitalisasi dan Kolaborasi, Upaya BRI Dorong Inklusi KeuanganSejak Lima Bulan Lalu Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana Telah Dapat Undangan Sharing di Itjen Kemenkumham

Informasi yang berhasil dihimpun, pedang mainan berinisial OT itu, acap kali meraba-raba celana tepat di bagian kemaluan siswa saat mengerubungi barang dagangannya.

Kejadian beberapa hari lalu itu, berawal dari salah seorang siswa yang mengadukan kejadian kepada guru kelas, bahkan ada di antara orang tua siswa yang naik pitam hingga berujung pelaporan kepada polisi.

Dari kejadian itulah, banyak siswa yang melaporkan hal serupa kepada gurunya.

Maka terungkaplah, bahwa pelaku melancarkan aksinya bukan hanya kepada seorang saja, melainkan kepada banyak siswa laki-laki maupun perempuan.

“Sekarang mah orang nya (pedagang mainan, red) sudah tak boleh berjualan di sini,” kata orang tua siswa yang tak mau disebut nama, menuturkan kepada Sumeks, Kamis (10/8).

Diakuinya, perbuatan tersebut sudah tak bisa dianulir, sebab sangat tidak wajar dilakukan terhadap siapa pun, terlebih anak-anak, yang memang harus mendapatkan perlindungan.

“Itu mah bukan becanda atau tak disengaja, soalnya dilakukan kepada banyak siswa, wajar saja jika dilaporkan ke polisi,” tuturnya.

Baca Juga:Dr Aqua Dwipayana: Masyarakat Jembrana Harus Jadi Aktor Menentukan dalam Wujudkan Program Jembrana Emas 2026Peringati Tahun Baru Islam, Jatman Sumedang Akan Menggelar Haul Kasepuhan

Disebutkan, oknum pedagang tersebut sudah cukup lama berjualan di pojokan sekolah yang tak jauh dari Kantor Polisi itu.

“Anak saya saja sekarang sudah kelas dua, sejak anak saya sekolah, memang dia (pedagang mainan) sudah ada,” terangnya.

Atas peristiwa itu, banyak orang tua yang khawatir terjadi hal-hal yang tak diharapkan terhadap anak-anak mereka.

Sehingga pihak sekolah pun memperketat para pedagang yang berjualan di sekitar lingkungan sekolah, artinya, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa berjualan di sekolah syarat-syarat yang sudah ditetapkan pihak sekolah.

Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah enggan mau memberikan keterangan ihwal kejadian tersebut. (red)

 

0 Komentar