Sepenggal Sejarah Mengenai Jembatan Cincin Jatinangor

Sejarah Mengenai Jembatan Cincin Jatinangor
Sejarah Mengenai Jembatan Cincin Jatinangor(Foto: Tagar/Erian Sandri).
0 Komentar

Lain Belanda, lain pula Jepang. Nippon yang mulai menduduki Bumi Pertiwi sejak 1942 hingga 1945 membawa dampak besar pada kehidupan Pribumi, tidak terkecuali Jembatan Cincin. Rel kereta di jembatan ini dibongkar dan dipindahkan ke Banten untuk pembangunan jalur kereta Saketi-Bayah yang desas-desusnya kaya akan batu bara. Tak ayal, hanya pondasi jembatan kereta tanpa rel yang tersisa hingga kini.

Kerasnya sistem Kerja Rodi yang diterapkan Belanda ketika membangun jembatan yang memiliki 11 tiang dan 10 lekukan seperti cincin ini tak ayal banyak menelan korban jiwa. Maka tidak heran jika Jembatan Cincin kerap dihubungkan dengan hal-hal berbau mistis. Lokasi pemakaman yang berada tepat di bawah jembatan pun makin memperkuat Urban Legend yang sebelumnya sudah beredar di kalangan warga yang tinggal di sekitar.

Hanyalah memori kelam, cerita soal masa kejayaan, dan hal-hal berbau magis yang kini bersemayam menyelimuti jembatan yang fisiknya sudah mulai tergerus usia ini. Padahal, pemandangan yang disuguhkan dari atas jembatan ini sangatlah indah, mulai dari komplek Universitas Padjadjaran, Gunung Manglayang, Gunung Geulis, hingga jalur Bandung – Sumedang yang meliuk-liuk. Perawatan menyeluruh terhadap jembatan ini diyakini dapat menampik semua pemberitaan negatif di Jembatan Cincin. Sebagai bangunan yang memiliki andil besar pada masanya, alangkah bijaksananya jika kita semua turut melestarikan salah satu situs peninggalan bersejarah ini.

Itulah Sejarah mengenai jembatan cincin Jatinangor. Semoga bermanfaat!

0 Komentar