sumedangekspres – Upacara Adat Nyangku merupakan upacara adat yang telah berlangsung sejak zaman dulu dan masih dilakukan secara rutin hingga kini di Kabupaten Ciamis.
Nama “Nyangku” berasal dari kata “yanko” dalam Bahasa Arab yang berarti “membersihkan.”
Dalam upacara ini, benda-benda pusaka dibersihkan dengan tujuan untuk menerangi perilaku dan dianggap memiliki nilai-nilai positif bagi masyarakat sejak zaman Kerajaan Panjalu.
Baca Juga:Tempat Makan Pizza Tersembunyi Dan Terkenal Pangandaran di Restoran Brillo PizzaResep Bolu Red Velvet Tanpa Oven Edisi Makanan Merah Putih Merayakan Kemerdekaan Indonesia
Upacara Adat Nyangku dilaksanakan pada hari Senin atau Kamis terakhir di bulan Maulud untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW dan mengenang Prabu Sanghyang Borosngora, Raja Panjalu yang menyebarkan agama Islam di Ciamis.
Prosesinya dimulai dengan pengambilan air keramat dari tujuh mata air petilasan Prabu Sanghyang Borosngora untuk membersihkan benda pusaka.
Penyelenggaraan ritual adat Nyangku dilakukan oleh Yayasan Borosngora dengan dukungan sesepuh Panjalu, perangkat desa Panjalu, tokoh masyarakat, penjaga makam keramat, keturunan Raja Panjalu dan pihak berkepentingan lainnya.
Persiapan itu dilakukan bekerjasama dengan seluruh masyarakat Panjalu.
Prosesi ritual Nyangku diawali dengan pengambilan air suci (tirta kahuripan) dari sedikitnya tujuh mata air untuk mensucikan pusaka.
Asal muasalnya konon tempat pemakaman Prabu Sanghyang Borosngora yang terletak baik di dalam desa Panjalu maupun di luar desa.
Mata air tersebut adalah mata air Situ Lengkong, Karantenan, Kapunduhan, Cipanjalu, Kubang Kelong, Pasangrahan dan Kulah Bongbang Rarang dan Bombang Kancana.
Air yang telah diambil kemudian disimpan di tempat khusus dan didoakan oleh para santri selama 40 hari hingga hari pelaksanaan ritual adat Nyangku. Kemudian dilakukan prosesi tirta kahuripan tetua adat pengambil air untuk ketua Yayasan Borosngora selaku penanggung jawab pelaksanaan ritual adat Nyangku.
Baca Juga:50 Caption dan Kata-kata Spesial Untuk Peringatan 17 Agustus 2023 Kemerdekaan IndonesiaEksplorasi Kuliner di Pusat Jajanan Sumedang Tengah Kota Sumedang Merasakan Kelezatan Berbagai Jajanan
Menjelang upacara adat Nyangku, dilakukan pembacaan dan pembacaan Shalat Nabi di Pasucian “Bumi Alit”, dilanjutkan dengan penampilan kesenian tradisional Gembyung dan Debus.Prosesi ritual adat Nyangku diawali dengan pengambilan pusaka yang diabadikan di Pasucian “Bumi Alit”.
Selain itu, pusaka tersebut dikirim ke Pulau Nusa Gede yang terletak di tengah danau bernama Situ Lengkong Panjalu, tempat dimakamkannya Prabu Panjalu, Prabu Hariang Kancana, dan Bupati Galuh terakhir yaitu Cakranagara III keturunan Prabu.