Sanghyang BorosngoraPusaka berukuran besar dikenakan dengan cara yang mirip dengan pakaian anak-anak oleh keturunan Raja Panjalu yang ditunjuk oleh Putra Mahkota Raja Panjalu, Presiden Yayasan Borosngora. Sesepuh Panjalu dan tokoh masyarakat mengiringi prosesi tersebut, diiringi dengan iringan kesenian Gembyung dan lantunan Sholawat Nabi.
Sesampainya di Pulau Nusa Gede di tengah Danau Situ Lengkong Panjalu, dilakukan upacara tawasul (membaca sutra) untuk arwah leluhur Panjalu di depan makam Prabu Hariang Kancana. Pusaka tersebut kemudian dibawa ke Taman Borosngora untuk dilakukan ritual pembersihan.
Setelah disimpan selama 40 hari, benda pusaka tersebut diarak menuju Pulau Nusa Gede di tengah danau Situ Lengkong Panjalu.
Baca Juga:Tempat Makan Pizza Tersembunyi Dan Terkenal Pangandaran di Restoran Brillo PizzaResep Bolu Red Velvet Tanpa Oven Edisi Makanan Merah Putih Merayakan Kemerdekaan Indonesia
Puncak upacara adalah membersihkan benda pusaka dengan air dari tujuh sumur, dikeringkan dengan kemenyan, diolesi minyak kelapa murni, dibungkus daun kelapa muda, dan dililit kain putih sebelum disimpan kembali di Pasucian “Bumi Alit.