“Sebelumnya, saya sering koordinasi dengan Dinas Pertanian Karawang dan ditawari program Petani Milenial
secara offline dan daftar kemudian diterima. Saya masuk Petani Milenial daftar tahun 2022 pada Dinas Perkebunan Jabar komoditi kopi dan diwisuda bulan Juli kemarin,” katanya.
Setelah masuk program Petani Milenial, Satrio banyak mendapatkan manfaatnya.
Mulai dari bimbingan teknis (bimtek) dari mulai teori dan praktik, bahkan hingga pemasaran.
Baca Juga:Makin Gampang! Kini Pembayaran QRIS Pakai Kartu Kredit BRI Dapat Melalui BRImoDi Momen Perpisahan, Sekda Pegang Erat Tangan Bupati
“Sebelumnya ikut bimtek Dinas Pertanian Karawang kurang maksimal, setelah masuk Petani Milenial banyak pembekalan dari
Dinas Perkebunan Jawa Barat. Ada bimtek, pengenalan, pengelolaan, dapat banyak manfaat teori dan praktik hingga pemasaran dengan nara sumber yang tepat,” katanya.
Bukan hanya itu, Satrio memiliki banyak koneksi untuk pemasaran produknya dan juga bahan baku yang dibutuhkan.
Terlebih lagi, setiap bulan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Bidang SDP datang untuk pendampingan.
Bahkan, setiap ada even diajak untuk mempromosikan produk khas daerah.
Satrio menilai, Petani Milenial programnya tidak karbitan. “Porgramnya tidak tertutup, dengan ikut Petani Milenial banyak membantu pemasaran.
Banyak koneksi yang bergelut di dunia kopi. Relasi pemasaran dan bahan baku,” katanya.(*)