sumedangekspres – Berikut Asal Usul Camilan Populer Pempek Palembang Yang Paling Diminati Oleh Masyarakat Nusantara.
Jajanan khas palembang ini terkenal di indonesia bahkan mancanegara. Pempek merupakan masakan khas Sumatera Selatan yang terbuat dari tepung sagu dan tepung ikan.
Hidangan ini sering disajikan dengan kuah kental berwarna coklat kental yang memadukan rasa pedas, manis dan asam serta sedikit harum atau tidak terlalu kuat di mulut dan lidah.
Baca Juga:Deretan Uang Koin Kuno Termahal di Indonesia, Nomor 1 Sangat Banyak Dicari Kolektor!Rekomendasi Marketplace Uang Kuno Indonesia Untuk Menjual Uang Kuno Yang Sudah Antik Dan Mahal
Biasanya daging ikan yang digunakan untuk membuat pempek khas palembang adalah bubur ikan tenggiri. Ikan tenggiri rasanya lebih enak dibandingkan jenis ikan lainnya.
Namun saat ini sumber bahan bakunya semakin beragam. Tak hanya ikan tenggiri, ikan gabus juga disukai pecinta pempek yang alergi ikan laut.
Sedangkan kuah pempek terbuat dari gula merah yang diberi larutan cuka atau cuko. Kemudian tambahkan asam jawa dalam jumlah tertentu agar kuahnya lebih seimbang atau tidak ada yang lebih manis dan pedas dengan asam jawa.
Sejarah Pempek
Pempek dipercaya sudah ada di palembang sejak pendatang Tionghoa datang ke palembang, sekitar abad ke 16 pada masa pemerintahan Sultan Badaruddin II dari Kerajaan palembang Darussalam. Pada masa Kerajaan Palembang, pempek disebut dengan kelesan.
Kelesan merupakan masakan tradisional Rumah Limas yang mempunyai khasiat dan kegunaan tertentu. Disebut kelesan karena makanan ini bersifat kelesan atau dapat diawetkan dalam jangka waktu yang lama.
Pempek awalnya dibuat oleh penduduk asli palembang. Diketahui pempek mulai dijual pada tahun 1916, oleh masyarakat keturunan Tionghoa yang berjualan kelesan dari desa ke desa. Banyak yang berjualan terutama di kawasan keraton yang kini berada di lokasi Masjid Raya dan Masjid Lama Palembang.
Nama pempek berasal dari sebutan pembeli memanggil penjual kelesan, sering juga disebut Empek. Sejak panggilan “Pek, empek…. ”, seiring berjalannya waktu, kata itu merujuk pada makanan yang mereka jual.