Keunikan lainnya ada pada emisi 1856, di mana penggunaan huruf mim bisa menjadi terbuka atau tertutup, memberikan variasi yang menarik bagi para kolektor.
Tidak hanya koin Benggol, Pemerintah Hindia Belanda juga mencetak uang koin dengan lubang di tengahnya, yang dikenal dengan sebutan uang “sen bolong”.
Koin-koin ini terbuat dari tembaga dan diterbitkan dari tahun 1936 hingga 1945 selama 6 tahun periode cetakan, yaitu 1936, 1937, 1938, 1939, 1942, dan 1945.
Baca Juga:Uang Koin Bisa Digunakan Untuk Bisnis Vending Machine Minuman atau MakananAlat Penghitung Uang Koin Terbaik dan Terjangkau
Dalam sejarah uang koin Indonesia, peninggalan Belanda ini tidak hanya menjadi bagian dari sistem moneter, tetapi juga mempunyai cerita menarik dan keunikan tersendiri.
Dari koin Benggol yang digunakan untuk kerokan hingga uang koin “sen bolong” dengan lubang di tengahnya, setiap koin memiliki nilai historis dan kultural yang tak ternilai harganya.
Mereka adalah saksi bisu dari masa lalu yang tetap hidup dalam koleksi dan kenangan kita hari ini.
Jadi, sambil menggunakannya sebagai alat tukar, mari kita terus hargai dan pelajari cerita di balik setiap uang koin ini, karena sejarahnya begitu kaya dan menarik.