sumedangekspres – Memiliki legalitas usaha, bisa mempermudah memasarkan produk ke berbagai market dalam berwirausaha. Begitulah yang dirasakan Utari selaku Petani Milenial asal Desa Ponggang Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang, binaan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
Utari mengaku mendapatkan legalitas usaha secara gratis setelah masuk program Petani Milenial. Selain itu, Utari juga mendapatkan label kemasan, yang difasilitasi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
“Sebelum saya ikut program Petani Milenial, pemasaran kurang maksimal. Bisa dibilang kurang laku.
Baca Juga:Wulan Astuti Senang Bisa Kolaborasi dengan Petani Milenial se-Jawa BaratTranformasi BRI Berbuah Sukses, ICAII 2023 Anugerahkan Special Award “Bank dengan Transformasi Digital Kategori Sustainability”
Sebab, ketika memasarkan produk, yang selalu ditanya adalah legalitas usaha. Ketika saya masuk Petani Milenial,
saya dibantu Dinas Perkebunan Jawa Barat untuk mendapatkan legalitas usaha dan label untuk kemasan produk saya,” kata Utari.
Saat ini, Utari tercatat sebagai Petani Milenial komoditi kelapa binaan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
Utari masuk program Petani Milenial, berawal dari informasi yang disampaikan Dinas Pertanian Kabupaten melalui Kepala Desa Ponggang.
Utari yang masuk dalam ruang lingkup Pemrintahan Desa Ponggang langsung mencoba mendaftarkan diri secara online dari link yang dikirim Kepala Desa Ponggang, Asep Suryana.
“Saya tahu program Petani Milenial dari Kepala Desa Ponggang. Awalnya saya coba-coba mengisi link tersebut dan kemudian terverifikasi.
Lalu saya bergabung program Petani Milenial dan Alhamdulillah diwisuda bulan Juli 2023 kemarin,” katanya.
Baca Juga:Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Ingatkan Pentingnya Pilah Sampah Melalui Aksi Bersih-Bersih Serentak di 10 KotaBeri Makna Indonesia! BRI Berhasil Antar UMKM Temukan Ketangguhan Baru
Dalam kesehariannya, Utari yang juga ketua RT 12/03 Kampung Cibeureum Desa Ponggang, memproduksi makanan olahan yang berbahan dasar dari kelapa.
Utari memilih komoditi kelapa, karena dinilai mudah untuk mengolahnya.
Sebagai ibu rumah tangga berusia 29 tahun yang suka memasak, Utari mengolah kelapa menjadi sagon, surundeng.
“Mengolah kelapa paling gampang. Saya itu ibu rumah tangga, jadi senang memasak.
Saya berpikir, kelapa itu tidak dijual butir bisa dibikin sesuatu produk. Nah, dari kelapa itu saya bisa buat sagon dan surundeng juga yang lainnya,” katanya.
Mengikuti program Petani Milenial, tentunya sangat bermanfaat bagi Utari. Selain mendapatkan legalitas usaha dan label kemasan,
Utari sangat bangga ketika mengahdiri Inauguari Petani Milenial di Unpad kemarin. Utari mendapatkan banyak teman dan relasi untuk mengembangkan bisnisnya.