sumedangekspres- SMKN 1 Sumedang sudah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada kelas 10 dan 11 di tahun 2023. Hal ini sampaikan Kepala SMKN 1 Sumedang H Edi Supriadi, MPd., melalui Wakasek Kurikulum Suyanto Wiratmoyo SPd, kepada Sumeks baru-baru ini.
“Pada kurikulum merdeka sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum sesuai karakteristik sekolah, potensi, sumber daya dan lainnya,” ujarnya.
Untuk IKM, lanjut Wakasek, intinya yang pertama kurikulumnya, yang kedua karakteristik sekolah, seperti menurut data yang diperoleh dari hasil survey, dari jumlah 710 responden siswa kelas 10 di SMKN 1 Sumedang, 64 persenya rata-rata siswa ingin bekerja, 16 persen melanjutkan dan sisanya ingin wirausaha.
Baca Juga:sumedangekspres- Mekarjaya Prioritaskan KesejahteraanWasekda Perindo Dukung Mahfud MD Jadi Cawapres
“Sekolah kami mulai mengembangkan itu, artinya bahwa pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,” ucap Suyanto.
Yang ketiga model pembelajaranya, pendekatan model pembelajaran kurikulum merdeka di SMKN 1 Sumedang, ada dua problem base learning (PBL) dan project base learning (PJBL) orientasi pembelajaranya berbasis produk.
“Modelnya sekolah kami mengembangkan model pembelajaran Teaching Factory (TEFA) artinya Pembelajaran di SMK itu kita mengadopsi model budaya industri. Sehingga setiap program keahlian mengajarkan beberapa produk, misalkan kalau di kompetensi listrik kita sudah mengajarkan pembuatan led,” ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, untuk kompetensi pengelasan pihaknya sudah mengajarkan pembuatan teralis pagar dan lainnya. Suyanto menuturkan, atas dasar model pembelajaran TEFA, SMKN Sumedang sudah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak Tahun 2022 di Jawa Barat itu ada 35 SMK BLUD.
“Dalam kontek pendidikan SMK BLUD semata-mata bukan hanya mengejar finansial, tapi dibalik itu mengejar benefit, membangun jaringan kemitraan dengan industri dan mengembangan pembelajaran TEFA. Di sekolah kami sudah dimulai sehingga dengan belajar para siswa punya akses pada perkembangan industri dengan teknologi dengan mengerjakan projek-projek,” katanya.
Dengan harapan, lanjut dia, peningkatan kompetensi para siswa bisa tercapai, karena dengan pengerjaan projek dan penembangan TEFA mereka bisa mengakses perkembangan teknologi.
Suyanto menjelaskan, IKM tidak lepas dari peningkatan kompetensi guru, melalui beberapa program sebagai upaya peningkatan.
Baca Juga:Jihad Santri, Lawan Kemiskinan dan StuntingRawan Banjir, Pembanguan Masjid Dihentikan
“Ada delapan poin untuk menunjang pelaksanaan IKM yang mulai dibenahi di sekolah kami mulai dari kurikulum, institusi pasangannya, model pembelajaran, kompetensi SDM, sarana prasarana.