sumedangekspres– Kasus cacar monyet di Jakarta bikin resah, saat ini di daerah Jakarta sedang waspada kasus cacar monyet,
Gejala yang mereka rasakan beragam, mulai dari munculnya lesi dan ruam kemerahan, demam, nyeri tenggorokan, sulit menelan, lenting yang berisi air, dan koreng di beberapa bagian tubuh, seperti di kemaluan dan menyebar ke seluruh tubuh. Mereka saat ini menjalani isolasi dan dirawat oleh dokter kulit dan dokter penyakit dalam di rumah sakit di Jakarta.
Jumlah pasien yang positif terjangkit cacar monyet atau monkeypox (MPox) terus bertambah menjadi delapan orang di DKI Jakarta. Tujuh orang di antaranya masih diisolasi di rumah sakit dan satu orang sudah dinyatakan sembuh. Semuanya laki-laki yang tertular dari kontak seksual. Kewaspadaan ditingkatkan secara nasional.
Baca Juga:Tips mencari kerja sistem WFH: cara mudah dan cepat dapat uang!Jadwal tayang terbaru Film Panggonan Wingit: diangkat dari kisah nyata dengan pemeran utama Luna Maya
Satu orang yang sembuh itu terkonfirmasi positif Mpox pada Agustus 2022 lalu. Dia sembuh setelah melakukan isolasi mandiri selama tiga minggu di rumah. Setelah berselang cukup lama, satu orang kembali ditemukan positif Mpox pada 13 Oktober 2023, berlanjut satu kasus pada 19 Oktober 2023, dan lima kasus pada 21 Oktober 2023.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan, ketujuh kasus aktif Mpox ini bukan terbawa dari luar negeri, melainkan sudah terjadi penularan lokal di Jakarta. Rinciannya, satu kasus dari Jatinegara, Mampang satu kasus, Kebayoran Lama satu kasus, Setiabudi dua kasus, Grogol Petamburan satu kasus, dan Kembangan satu kasus. Semuanya laki-laki berusia 25 tahun sampai 35 tahun dan berawal dari kontak seksual.
Dari hasil penelusuran, diketahui bahwa enam pasien monkeypox di antaranya merupakan orang dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual
Oleh karena itu, Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/4408/2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Mpox pada 18 Oktober 2023. Kemenkes meminta pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, kantor kesehatan pelabuhan, dan para pemangku kepentingan terkait agar mewaspadai Mpox.
Saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk infeksi Mpox. Pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis dan suportif untuk meringankan gejala atau keluhan yang muncul. Pada 2019, vaksin baru yang dikembangkan untuk smallpox atau cacar air telah disetujui untuk digunakan dalam pencegahan Mpox, tetapi ketersediaannya masih terbatas di tingkat global.