Peran Mpu Bharada dalam Pembagian Kerajaan
Sang Prabu memanggil Mpu Bharada untuk membantunya menyelesaikan masalah ini.
Dalam pertemuan ini, Prabu Airlangga meminta Mpu Bharada untuk pergi ke pulau Bali dan mencari tahu apakah ada tahta yang kosong di sana, yang bisa dijadikan hak penerus.
Mpu Bharada menjalankan tugas dengan penuh dedikasi.
Namun, setelah mencari di pulau Bali, ia menemukan bahwa tahta tersebut telah diberikan kepada adik sang Prabu.
Ia kembali ke kerajaan Medang dan memberitahu sang Prabu Airlangga tentang hal ini.
Baca Juga:Inilah Asal Usul Kediri, Kisah Bijak Prabu Airlangga dalam Memimpin KerajaanAsal Usul Kota Kediri: Sebuah Cerita Rakyat Jawa Timur
Meskipun ada kekecewaan, Prabu Airlangga menerima berita tersebut dengan bijak dan bersyukur atas usaha Mpu Bharada.
Pembagian Wilayah dan Nama Kediri
Meskipun Prabu Airlangga telah membagi kerajaannya menjadi dua, masalah yang harus dipecahkan masih ada.
Ia tidak dapat menemukan cara yang adil untuk membagi wilayah kerajaan antara kedua putranya, Raden Jayengrana dan Raden Jayawarsa.
Mpu Bharada akhirnya mengusulkan solusi yang bijak. Ia menawarkan diri untuk melakukan pembagian tersebut.
Sang Prabu setuju, dan Mpu Bharada mengambil kendi sakti yang berisi tujuh sumber mata air.
Dengan kebijaksanaan dan kekuatannya, ia mengambil tujuh sumber mata air tersebut.
Keesokan harinya, Mpu Bharada terbang mencari lokasi yang tepat untuk dijadikan pembatas antara wilayah kedua putra sang Prabu.
Baca Juga:Baca Taming the Corrupted Sub Indonesia Disini! Chapter 13 Udah Rilis, Bikin Greget!Baca Komik Taming the Corrupted Bahasa Indonesia Chapter 12 Disini!
Ketika berada di tengah wilayah kerajaan Medang, Mpu Bharada menumpahkan air dari kendinya.
Air yang tumpah dari kendi tersebut berubah menjadi aliran air yang deras.
Secara perlahan, aliran ini membentuk sebuah sungai yang dikenal sebagai Sungai Brantas.
Dengan adanya sungai ini, kerajaan Medang terbagi menjadi dua bagian yang sama besar.
Bagian timur sungai diberikan kepada Raden Jayengrana dengan nama kerajaan Jenggala, sementara bagian barat sungai diserahkan kepada Raden Jayawarsa dengan nama kerajaan Pandjalu.
Seiring berjalannya waktu, nama Pandjalu berubah menjadi Kadiri, yang merupakan bagian dari sejarah kota Kediri yang kita kenal sekarang.