Ia juga kerap menyisipkan humor dalam khotbahnya agar pesan keagamaan lebih mudah dicerna.
Para pendakwah muda ini berhasil memasuki dunia Milenial dan Gen Z melalui media sosial, antara lain YouTube, Instagram, dan TikTok.
Mereka menggunakan teknologi dan media untuk menyebarkan pesan-pesan keagamaan secara luas.
Baca Juga:Buru Deif: Kejaran Panjang Israel terhadap Komandan di PalestinaPesona Musisi-Musisi Folk: Gelombang Populer Musik Folk di Indonesia
Pendekatan ini menunjukkan bahwa dakwah tidak harus kaku dan serius namun dapat menyesuaikan dengan gaya hidup dan kesukaan generasi muda.
Selain media sosial, para pendakwah ini juga sering mengadakan ceramah di tempat-tempat yang populer di kalangan anak muda, seperti kampus, festival musik, atau komunitas pemuda.
Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih mendekati dan berinteraksi langsung dengan audiens mereka.
Keberhasilan dakwah muda dalam memikat hati generasi milenial dan generasi Z menjadi contoh bagaimana dakwah dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat generasi muda.
Hal ini merupakan langkah positif dalam menjembatani kesenjangan pemahaman agama dan budaya antara generasi tua dan generasi muda.