Elektabilitas Peserta Pilpres 2024: Prabowo-Gibran Menarik Perhatian, Tapi Juga Kontroversi

Elektabilitas Peserta Pilpres 2024
Elektabilitas Peserta Pilpres 2024/ist
0 Komentar

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menjelaskan bahwa survei dari lembaga mereka menunjukkan bahwa Gibran Rakabuming Raka cenderung menjadi beban elektoral untuk Prabowo Subianto.

Isu politik dinasti dan sentimen anti Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi alasan utama di balik hal ini.

Hasil survei dari Charta Politika mengungkapkan bahwa dalam simulasi dua pasangan atau potensi putaran kedua pilpres, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming bersaing ketat.

Pasangan Ganjar-Mahfud memperoleh dukungan sebesar 36,8%, sementara pasangan Prabowo-Gibran mendapat 34,7%.

Baca Juga:6 Pasangan Lauk yang Cocok untuk Sayur SopCelana Pink Cocok dengan Baju Warna Apa? Yuk Intip!

Kedua pasangan ini meninggalkan jauh pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang hanya memperoleh 24,3% dukungan.

Namun, yang lebih menarik adalah dalam simulasi dua pasangan tersebut.

Pertama, pasangan Ganjar-Mahfud (45,5%) unggul apabila berhadapan dengan pasangan Anies-Imin (34,4%).

Kedua, pasangan Prabowo-Gibran (50,3%) memiliki keunggulan yang cukup besar jika melawan pasangan Anies-Imin (29%).

Ketiga, pasangan Prabowo-Gibran (43,5%) unggul tipis apabila bersaing dengan pasangan Ganjar-Mahfud (40,6%).

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pola yang sama bahwa ada kecenderungan di tiga nama pasangan calon, tetapi penurunan signifikan terhadap Prabowo terjadi ketika dilakukan simulasi dua nama.

Hal ini menunjukkan bahwa pemilih Anies, jika ia tidak lolos ke putaran kedua seperti dalam simulasi ketiga pasangan, mulai ragu untuk memilih Prabowo.

Yunarto menyimpulkan bahwa adanya kekecewaan dari pemilih Anies kepada Prabowo karena memilih Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai cawapres pendamping di Pilpres 2024.

Yunarto juga menunjukkan bahwa pemilih Anies cenderung memiliki sentimen anti-Jokowi, dan meskipun banyak dari mereka mendukung Prabowo pada tahun 2019, ketika Prabowo menggandeng anak Jokowi, isu politik dinasti muncul, dan ini mempengaruhi persepsi mereka.

Dengan demikian, Yunarto meyakini bahwa Gibran telah menjadi beban elektoral untuk Prabowo.

Baca Juga:Tinggi Saaih Halilintar Berapa? Yuk Intip Biodata Lengkapnya!CEO The Originote Itu Mamahnya Cipung? Beneran? Kuy Cek!

Dan jika isu politik dinasti atau ‘Mahkamah Keluarga’ semakin disadari oleh masyarakat, hal ini dapat menghalangi kemenangan Prabowo-Gibran, baik dalam simulasi dua nama atau tiga nama.

Survei dari Charta Politika dilakukan pada tanggal 26 hingga 31 Oktober 2023 dengan melibatkan 2400 responden yang tersebar di seluruh Indonesia.

Survei ini dilakukan dengan wawancara langsung, dan metode yang digunakan adalah acak bertingkat, dengan margin of error sekitar 2%.

0 Komentar