Menuju pulau biawak diakui tidaklah mudah. Pengunjung harus menempuh jarak 29 mil atau sekitar 40 kilometer menyeberangi lautan. Biasanya, pengunjung memakai jasa pemandu wisata menuju pulau tersebut. Dari titik pelabuhan Karangsong pengunjung akan menempuh perjalanan selama 3 sampai 4 jam memakai perahu tradisional. Hal itu pun disesuaikan terlebih dahulu dengan kondisi cuaca.
Wisata pulau biawak ini memiliki daya tarik yang khas yang ada di Kabupaten Indramayu. Hamparan hijau pohon mangrove yang asri menjadi satu tempat habitat hewan biawak air. Lebih dari itu, birunya air laut bisa memanjakan mata para pengunjung. Termasuk ekosistem di dalamnya yang beragam dan sangat indah, bisa dinikmati dengan snorkeling atau diving ketika berkunjung.
Pulau biawak yang bernama asli Pulau Rakit itu tentu memiliki sejarah yang cukup panjang. Salah satunya bukti sejarah yang masih berdiri kokoh menara mercusuar. Selain itu, pulau ini menjadi saksi bisu sejarah peradaban Islam di masa Sunan Gunung Jati. Sebab, di pulau ini terdapat makam Syekh Syarif Khasan dan santrinya yang konon mengalami sakit ketika hendak diutus menuju kerajaan Sriwijaya di Palembang.
Baca Juga:Harus Miliki Teknik Pelaksana PemiluKerjasama Permudah Pembangunan Desa
Sebenarnya nama pulau ini adalah Pulau Rakit, namun oleh Pemkab Indramayu dinamakan Pulau Biawak karena banyak dijumpai biawak yang jadi ciri khas pulau ini. Satwa ini tergolong unik karena hidup di habitat air asin. Setiap menjelang matahari terbenam, puluhan biawak dengan panjang antara 20 cm – 1,5 meter terlihat berenang di tepian pantai. Satwa-satwa itu memang tengah berburu ikan untuk kebutuhan makannya.
Pulau Biawak sudah menjadi incaran penggemar wisata bahari dari berbagai daerah. Bagi masyarakat yang ingin menyebrang dan berwisata ke pulau Biawak bisa memesan tempat ke kantor Diporbudpar Indramayu atau Kantor Disbudpar Jabar, Bidang kepariwisataan. (and)