sumedangekspres – Sejarah Ringkas Kabupaten Sumedang: Lintasan Perjalanan dari Tahun ke Tahun.
Kabupaten Sumedang, sebuah wilayah di Provinsi Jawa Barat, memiliki sejarah yang kaya dan panjang, memancarkan kejayaan dan perubahan dari tahun ke tahun. Mari kita telusuri lintasan sejarah kabupaten ini, memahami perkembangan yang signifikan dari masa ke masa.
Tahun 1833: Awal Kepemimpinan Adipati Kusumadinata
Pada tahun 1833, Adipati Kusumadinata, juga dikenal sebagai Dalem Alit, memegang jabatan Bupati Sumedang. Namun, setelah wafatnya Adipati Kusumayuda, jabatan tersebut tidak langsung diisi oleh Raden Somanagara karena usianya yang masih kanak-kanak. Adipati Kusumadinata sementara menjabat selama satu tahun sebelum disusul oleh Tumenggung Suriadilaga.
Tahun 1836: Raden Somanagara, Bupati Terkaya
Pada 20 Januari 1836, Raden Somanagara, dengan gelar Tumenggung Suria Kusumah Adinata, dilantik sebagai Bupati Sumedang. Kepemimpinannya ditandai oleh kecerdasan, kepemimpinan, dan kesetiaan pada pelayanan masyarakat. Raden Somanagara dikenal sebagai Bupati terkaya pada masanya, membangun infrastruktur seperti jalan, pengairan, dan memprioritaskan pertanian untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Baca Juga:Semua Ini Tentang Kamu, Taman Endog SumedangSumedang Terkenal dengan Apa ? Yuk Intip 6 Faktanya!
Tahun 1841: Gelar Adipati untuk Raden Somanagara
Pada 14 Agustus 1841, Raden Somanagara menerima gelar Adipati, menunjukkan pengakuan atas kontribusinya dalam memajukan Kabupaten Sumedang.
Tahun 1850: Peningkatan Gelar Menjadi Pangeran
Pada 31 Oktober 1850, Raden Somanagara menerima gelar Pangeran, mencerminkan prestise dan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Kerajaan Belanda.
Tahun 1851: Kelahiran Raden Sadeli
Pada 11 Januari 1851, putra Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata, Raden Sadeli, lahir, menandai kelanjutan keturunan dalam sejarah kepemimpinan Sumedang.
Tahun 1882: Kepergian Raden Somanagara
Pada 22 September 1882, Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata, atau lebih dikenal sebagai Raden Somanagara, meninggal dunia. Kekayaannya dan kontribusinya tetap dikenang dalam sejarah Sumedang.
Tahun 1883: Pangeran Aria Suria Atmadja Menjadi Bupati
Setelah kepergian Raden Somanagara, putranya Raden Sadeli menggantikannya sebagai Bupati Sumedang dengan gelar Pangeran Aria Suria Atmadja pada 31 Januari 1883.
Tahun 1891: Penghargaan untuk Pangeran Aria Suria Atmadja
Pada tahun 1891, Pangeran Aria Suria Atmadja menerima berbagai penghargaan, termasuk Groot Gouden Ster, sebagai bentuk pengakuan dari pemerintah kolonial Belanda.
Tahun 1912: Wakaf Pusaka Peninggalan Leluhur
Pada 22 September 1912, Pangeran Aria Suria Atmadja mewakafkan pusaka-pusaka peninggalan leluhur kepada Tumenggung Kusumadilaga, dengan tujuan untuk melestarikannya dan menjaga keutuhan pusaka sebagai alat pengikat kesatuan warga Sumedang.