sumedangekspres – Bikin Mendagri Kagum, Penanganan Stunting di Sumedang Libatkan Para Akademisi dan Mahasiswa
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendapatkan laporan pada hari Selasa (28/11) dari Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman mengenai KKN Tematik Gotong Royong Membangun Desa di Sumedang tahun 2024 yang akan dilakukan mahasiswa dari 57 perguruan tinggi.
Herman mengatakan, insyaallah Januari 2024 semua desa di Sumedang, 277 Desa/Kelurahan akan menjadi lokus KKN tematik. Sebanyak 2.510 mahasiswa dari 51 perguruan tinggi di Jabar dan Banten diterjunkan ke desa-desa.
Baca Juga:Viral! Jual Ginjal Demi Ponsel Terbaru, Remaja Ini Sekarang Bernasib PiluMenuju Layanan Publik Berkualitas, Sumedang Menjadi Kabupaten Kelas Dunia
Pj Bupati Sumedang menuturkan, ada tiga indikator dalam KKN Tematik, pertama untuk meningkatnya literasi masyarakat miskin, kedua untuk mewujudkan penanganan stunting di Sumedang yaitu zero new stunting dan ketiga meningkatnya daya saing desa.
Untuk tahun depan ada tambahan masalah tentang angka kematian ibu dan bayi yang ingin kami turunkan. Hingga triwulan ketiga 3 tahun 2023 ini angka kematian ibu ada 10 orang dan bayi 130 orang. Harapannya kematian ibu bisa zero dan kematian bayi di bawah 50.
Dalam penurunan kemiskinan diharapkan KKN Tematik ini bisa meningkatan literasi masyarakat miskin ekstrem dengan target 100 persen, zero new stunting targetnya 100 persen dan one village one product targetnya 1 produk dari 1 desa. “Untuk mewujudkan zero new stunting tidak ada stunting yang baru, kami telah berdiskusi dengan Kementrian Kesehatan dan analisis di lapangan, ungkapnya.
Ia juga menegaskan, untuk penanganan stunting di Sumedang yaitu menurukan stunting yang paling signifikan zero new stunting, tidak boleh ada stunting baru. Kalau ada akan ditreatmen tapi tidak boleh ada yang baru. Makanya Pemda Sumedang melakukan kolaborasi terkait stunting ini dengan para Akademisi dan Mahasiswa Perguruan Tinggi.
Mendagri Tito Karnavian mendukung penuh langkah apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sumedang dengan perguruan tinggi terkait penanganan stunting di Sumedang . Ia merasa kagum karena Pemkab Sumedang melibatkan akademisi dan mahasiswa karena program ini dikemas kedalam paket kurikulum pendidikan itu tidak gampang. Jarang mahasiswa dilibatkan dalam rangka penanganan stunting dan ibu hamil.