sumedangekspres – Motif Israel Merekrut Warga Arab ke Dalam IDF, Karena Politik?
Israel disebut-sebut punya motif khusus dalam merekrut warga Arab ke dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Politisi Arab di Israel percaya bahwa pendaftaran warga negara Arab di militer Israel bermotif politik.
IDF dikatakan berniat memecah belah populasi Arab di Israel. Anggota parlemen Arab-Israel, Hanin Zoabi mengklaim bahwa Israel menargetkan orang-orang miskin dan pengangguran sebagai tentara.
Baca Juga:Catat! 13 Puskesmas di Sumedang yang Bisa Mengobati Penderita HIVGempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo Melanda Sulawesi Utara pada Senin Pagi Ini
“Sembilan puluh persen orang Arab yang bertugas di tentara Israel tidak memiliki kesetaraan dengan orang Israel. Israel tidak membutuhkan mereka untuk melindungi keamanannya, ini adalah masalah politik, yang pertama adalah perpecahan dan pemerintahan.” ungkap Zoabie.
Dia mengatakan masyarakat dunia mungkin salah memahami realitas militer Israel. Kebanyakan orang percaya bahwa kekuatan pertahanan ini dikendalikan oleh orang Yahudi.
Organisasi Haganah, Palmach, Lehi, dan Irgun sebenarnya adalah kelompok bersenjata yang awalnya ada pada era kemerdekaan Israel.
Perdana Menteri pertama Israel, David Ben-Gurion, memutuskan untuk membentuk IDF dan menyatukannya menjadi satu kekuatan militer pada tanggal 26 Mei 1948, Al Majara melaporkan.
Namun IDF tidak berkembang semata-mata untuk mewakili orang-orang Yahudi. Saat ini, IDF mewakili semua negara: Yahudi, Druze, Muslim, Arab, Badui, Kristen, dan semua saudara di Israel.
Suku Druze, kelompok minoritas berbahasa Arab, menjadi pendaftar tertinggi IDF di Israel karena “Perjanjian Darah” pada 1956. Lebih dari 80 persen pria Druze mendaftarkan diri sebagai tentara IDF.
Demikian pembahasan mengenai Motif Israel Merekrut Warga Arab