sumedangekspres – Gubernur Jawa Barat Meningkatkan Kesiagaan Bencana Alam, Longsor Baru Ini Melanda Sumedang, Saat musim penghujan memasuki puncaknya, perhatian terhadap kesiagaan bencana alam menjadi fokus utama bagi penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.
Gubernur Jawa Barat Meningkatkan Kesiagaan Bencana Alam
Dalam sebuah rapat pimpinan di Gedung Sate Bandung, Bey menyoroti pentingnya kewaspadaan, terutama terhadap potensi banjir dan longsor, yang baru-baru ini melanda Sumedang.
Status siaga darurat bencana telah diumumkan untuk 27 kabupaten dan kota sejak 9 November 2023 hingga 31 Mei 2024, meskipun belum berdampak secara langsung pada alokasi anggaran.
Baca Juga:Gibran Bingung Antara Asam Folat dan Asam Sulfat Diskusi Jadi Sumber TawaMengapa Aceh Menolak Pengungsi Rohingya? Memahami Konflik Prioritas dan Kemanusiaan
“Kami mengimbau seluruh kabupaten dan kota untuk tetap waspada meskipun saat ini status siaga darurat bencana hanya sebagai langkah pencegahan tanpa pengaruh pada alokasi anggaran,” ujar Bey, menegaskan perlunya kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan.
Bey menekankan pentingnya kesiagaan meningkat namun tanpa memicu kecemasan berlebihan.
“Kami berharap agar masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasa namun dengan tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi,” tambahnya.
Pemerintah Provinsi Jabar bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana dan menetapkan strategi antisipatif dalam menghadapi potensi ancaman bencana alam.
Bey juga menyoroti perlunya penanganan pasca-bencana untuk menjaga kontinuitas kehidupan ekonomi masyarakat.
“Kami telah memetakan wilayah rawan serta mempersiapkan rencana penanganan pasca-bencana untuk memastikan keberlanjutan kehidupan mereka,” tegasnya.
Mengenai potensi bencana hidrologi, Bey menyebutkan ancaman banjir di wilayah tengah hingga utara Jabar serta risiko longsor di wilayah selatan dengan topografi yang lebih curam.
“Dalam status siaga bencana ini, kita melibatkan berbagai potensi risiko seperti banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrim, abrasi, dan tanah longsor,” paparnya.
Baca Juga:Kebocoran Data DPT Ancaman Terhadap Keamanan Pemilu, Takutnya Data Pemilih Di Jadikan Pinjol Sama HackernyaPrabowo Subianto Siap Pensiun dan Naik Gunung Jika Kembali Kalah dalam Pilpres
Bey juga memperkirakan bulan Februari 2024 sebagai titik kritis dalam puncak musim hujan.
Dampak dari curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem telah mengakibatkan longsor di beberapa daerah seperti Sukabumi, Ciamis, dan Kabupaten Bandung Barat.
Dalam kondisi tanggap darurat yang mungkin terjadi, Bey menegaskan bahwa akan digunakan anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) untuk penanganan korban.
Namun, harapannya adalah anggaran tersebut tidak perlu digunakan jika langkah-langkah antisipasi dapat dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak.