Bersama dengannya, Iyan, warga dari dusun Pasirpicung, Desa Buahdua juga kehilangan nyawanya dalam insiden mengerikan ini.
Menurut kesaksian Wabeni, keduanya berada di bawah saung, beristirahat dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.
Mereka tidak menyadari bahwa takdir tragis menanti mereka dalam bentuk kilat yang menyambar tanah tempat mereka berteduh.
Baca Juga:Penataan Kawasan Perkotaan Jatinangor Solusi Menuju Kesejahteraan BersamaPemkab Sumedang Berencana Membuka Mal Pelayanan Publik Mini di Jatinangor
Pukulan petir itu secara tak terduga mengakhiri kehidupan Jajang dan Iyan di tempat kejadian.
Namun, tak semua harapan pupus, seorang pria bernama Momo dari dusun Jemo, Desa Nagrak, berhasil bertahan dalam kejadian mengerikan ini.
Kebetulan, ia tidak terlalu dekat dengan lokasi di mana petir menyambar.
Peristiwa ini memberikan peringatan yang mengguncang, mengingatkan kita akan ketidakdugaan alam Meskipun kita berusaha berjaga-jaga, takdir bisa datang secara tiba-tiba dan membawa dampak yang tidak terduga.
Kami bersimpati atas kehilangan yang dialami keluarga Jajang dan Iyan, semoga mereka mendapatkan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. Sementara itu, kisah Momo menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa dalam kejadian pahit sekalipun, ada harapan untuk bertahan.
Mari kita sama-sama menjaga keamanan diri dan selalu waspada terhadap cuaca ekstrem.
Kehidupan adalah anugerah, marilah kita berhati-hati dan saling menjaga.
Tragedi ini menegaskan bahwa alam memiliki kekuatan luar biasa yang dapat dengan cepat mengubah segalanya, dan kita perlu bersatu untuk menjaga satu sama lain dalam menghadapi ancaman yang tak terduga.