sumedangekspres – Pengumuman TikTok dan Tokopedia bekerja sama telah menandai era baru persaingan sengit di ranah e-commerce Indonesia.
Sebagai respons, Alibaba Group terlihat meningkatkan investasinya ke Lazada, dengan total investasi mencapai US$ 1,8 miliar tahun ini.
Alibaba kembali menyuntikkan dana segar sebesar US$ 634 juta ke Lazada, mengukuhkan posisinya sebagai pemain kunci dalam pertempuran pasar Asia Tenggara.
Baca Juga:Tol Getaci Akan Dibangun, Ini Daftar 37 Desa di Kabupaten Garut yang TerpotongSederet Fakta Gempa Bumi M 4,6 di Sukabumi yang Terasa hingga Jakarta
Ini adalah kali ketiga dalam tahun ini Alibaba memperkuat kemitraannya dengan Lazada.
Investasi ini terjadi seiring dengan langkah strategis Tencent Group, PDD Holdings, dan Shopee yang semakin mendominasi pasar.
Dalam serangkaian investasi sejak 2016, Alibaba telah menunjukkan komitmennya terhadap Lazada:
– April 2016: US$ 1 miliar
– Juni 2017: US$ 1 miliar
– Maret 2018: US$ 2 miliar
– Mei 2022: US$ 378 juta
– September 2022: US$ 912,5 juta
– Desember 2022: US$ 342,5 juta
– April 2023: US$ 353 juta
– Juli 2023: US$ 845,4 juta
– Desember 2023: US$ 634 juta
Langkah Alibaba ini diambil sebagai strategi defensif untuk menghadapi persaingan dengan Shopee, Tencent Group, dan pemain lainnya.
Kemitraan antara TikTok Shop dan Tokopedia dari GoTo Group juga menambah kompleksitas dalam lanskap persaingan e-commerce.
Sementara itu, Lazada yang merupakan bisnis perdagangan internasional utama bagi Alibaba, berfokus pada meningkatkan tingkat monetisasi melalui layanan bernilai tambah.
Hal ini sesuai dengan laporan tahunan terbaru perusahaan, yang menunjukkan komitmen untuk terus memperkuat posisinya di pasar.
Baca Juga:Update COVID-19 di Jakarta: Terus Meningkat, Angka Melonjak Jadi 365 KasusPM2.5 Capai Angka 105, Kualitas Udara DKI Jakarta Termasuk Tak Sehat di Pagi Hari
Di sisi lain, Sea Group, induk Shopee, menghadapi tantangan signifikan setelah mencatatkan rugi pada kuartal III sebesar US$ 144 juta.
CEO Momentum Works, Jianggan Li, mengungkapkan bahwa sebagian besar kerugian disebabkan oleh Shopee, yang berupaya mempertahankan pangsa pasarnya melawan TikTok.
Meskipun penutupan TikTok Shop di Indonesia pada 4 Oktober tidak diperkirakan berdampak besar pada transaksi Shopee tahun ini, Momentum Works memperingatkan bahwa merebut kembali volume yang hilang akan sulit dan mahal.
Forrest Li, CEO Sea Group, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis e-commerce Shopee guna memaksimalkan profitabilitas jangka panjang.
“Untuk memaksimalkan profitabilitas jangka panjang, memerlukan skala dan kepemimpinan pasar yang kuat,” ujar Li.