sumedangekspres – Anies Ingin Mengoreksi Subsidi BBM: Tidak Tepat Sasaan dan Harus Diubah.
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menyuarakan kekhawatiran terkait subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang dianggap tidak tepat sasaran. Menurutnya, kebijakan ini sering kali menyebabkan kelangkaan BBM di banyak wilayah, khususnya di kepulauan Indonesia.
Anies menyoroti permasalahan tersebut saat mengadakan kampanye dialog dengan tema “Desak Anies” di Ambon, Maluku, pada Senin (15/1/2024). Ia menekankan bahwa penyebab kelangkaan BBM, terutama di wilayah kepulauan seperti Maluku, adalah karena banyaknya subsidi BBM yang dinilai tidak mencapai sasaran yang seharusnya.
Baca Juga:Lewat Digitalisasi, Holding Ultra Mikro BRI Group Permudah Layanan Keuangan Lebih EfisienMenyoal Pembatasan Usia dalam Lamaran Kerja, Ini Kata Ganjar
Calon presiden tersebut kemudian merujuk pada data yang pernah disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait subsidi BBM. Sebagai contoh, subsidi solar diketahui 89 persennya dinikmati oleh dunia usaha, dan hanya 11 persen yang diberikan kepada masyarakat umum. Dari 11 persen tersebut, 95 persennya adalah keluarga yang sudah mampu, sedangkan hanya 5 persen yang tidak mampu, termasuk petani dan nelayan.
Anies juga menyoroti kondisi BBM pertalite, di mana hanya 20 persen keluarga prasejahtera yang mendapatkan harga subsidi, sementara sisanya diberikan kepada keluarga mampu. Ia menyampaikan bahwa kondisi seperti ini perlu diubah agar subsidi benar-benar diterima oleh mereka yang membutuhkan, bukan oleh mereka yang sudah mampu.
Anies menyatakan keinginannya untuk mengoreksi sistem subsidi BBM agar lebih tepat sasaran. Ia berpendapat bahwa perlu ada kejelasan mengenai siapa yang layak menerima subsidi solar dan pertalite.
Dengan demikian, Anies berharap agar subsidi dapat mencapai target yang benar dan tidak terjadi kegagalan dalam memberikannya kepada mereka yang membutuhkan, seperti petani, nelayan, dan keluarga prasejahtera.
Demikian pembahasan mengenai Anies Ingin Mengoreksi Subsidi BBM: Tidak Tepat Sasaan dan Harus Diubah.***