sumedangekspres – Aksi Kamisan Memasuki 17 Tahun Hilangnya Akun X dan Perjuangan Tanpa Akhir, 17 tahun Aksi Kamisan aksi ini menuntut negara menuntaskan kasus human rights justice atau pelanggaran HAM di Indonesia setiap kamis Januari 18, 2007.
Aksi Kamisan Memasuki 17 Tahun Hilangnya Akun X dan Perjuangan Tanpa Akhir
1. Kehilangan Identitas: Akun X/@AksiKamisan Menghilang
Pada Rabu, 17 Januari 2024, media sosial dihebohkan dengan hilangnya akun @AksiKamisan menjelang peringatan 17 tahun.
Baca Juga:Anies Baswedan Janjikan Hadiah Mewah untuk Pelapor dan Pemburu Koruptor: Ingin Dorong Semangat Pemberantasan KorupsiApindo Pertahankan Pembatasan Usia Dalam Lowongan Pekerjaan
“Teman-teman sedang berusaha untuk mengembalikan atau memulihkan akunnya,” ungkap Ahmad Sajali dari KontraS.
2. Perubahan Informasi dan Usaha Pemulihan
Hilangnya akun tersebut disebabkan oleh masalah teknis dan perubahan informasi profil.
Ahmad Sajali dan Maria Catarina Sumarsih berupaya memulihkan identitas online yang telah menjadi simbol perjuangan.
3. Memperingati dengan Amarah: LSM Berbicara di Media Sosial
Institute For Criminal Justice Reform (ICJR), Indonesia Corruption Watch (ICW), LBH Apik, dan LBH Pers bergabung dalam peringatan 17 tahun Aksi Kamisan.
Mereka mengecam impunitas negara yang terus merajalela, menyebut bahwa negara seharusnya menyelesaikan kasus-kasus HAM.
4. Roadshow: “Orang Silih Berganti, Aksi Kamisan Tetap Berdiri”
Sejumlah pembicara ternama seperti Suciwati, Fatia Maulidiyanti, dan Gilang Akbar P. terlibat dalam roadshow bertema “Refleksikan 17 Tahun Aksi Kamisan.”
Acara ini menjadi titik fokus menjelang peringatan di Kampus Uhamka dan lokasi lainnya.
5. Mengkhianati Reformasi: Tembok Impunitas yang Tak Tergoyahkan
Baca Juga:Menlu Jerman Tingkatkan Hubungan Ekonomi dengan Asia TenggaraKopi Sumedang Menjadi Magnet Dunia, Aroma yang Menginspirasi dan Prestasi Eksport Terdepan
Dalam peringatan tahun ini, Aksi Kamisan menuding penguasa telah mengkhianati cita-cita Reformasi.
Mereka menggambarkan kekuasaan yang berkolusi dengan pelaku kejahatan kemanusiaan, memanipulasi hukum, dan menabrak batasan konstitusi.
Sebagai hasilnya, korban hidup dalam trauma tanpa keadilan.
Dalam menghadapi tantangan dan hilangnya akun, Aksi Kamisan tetap menjadi suara yang menuntut keadilan, menjelang peringatan 17 tahun.