sumedangekspres – Puluhan Kepala Keluarga (KK) di sekitar Bendung Cihamerang merasakan ketidakpastian yang mendalam. Sebanyak 96 jiwa dari 29 KK di Dusun Ciledug RT 03/06, Desa Sukasirnarasa, Kecamatan Rancakalong, Sumedang, kini menantikan kepastian nasib mereka akibat dampak genangan air dari disposal Proyek Tol Cisumdawu.
Puluhan warga telah berminggu-minggu tinggal di tenda pengungsian, menghadapi ancaman longsor yang dipicu oleh jebolnya Bendung Cihamerang. Tragisnya, ini bukanlah kejadian pertama, melainkan keempat kalinya, bahkan kali ini lebih parah dengan menelan korban jiwa.
Cecep Supriatna, Camat Rancakalong, menyampaikan kegelisahan yang dirasakan para pengungsi. Mereka membutuhkan kepastian terkait nasib mereka, sementara aktivitas sehari-hari mereka terganggu.
Baca Juga:Peningkatan Layanan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC): Hadirkan 2 Intermoda BaruAnies Baswedan Mendorong Netralitas Menteri dalam Pilpres 2024
Penanganan Bendung Cihamerang semakin sulit seiring naiknya air dengan ketinggian 5 hingga 10 cm setiap harinya. Camat Rancakalong menjelaskan bahwa pihaknya terus memonitor progres penanganan yang dilakukan oleh Satker Tol. Mereka secara rutin melaporkan kondisi di lapangan kepada Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) atau Asisten.
Menurut informasi yang diperoleh, pasokan logistik bagi para pengungsi terus disuplai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial (Dinsos), dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah genangan tanah disposal yang merendam lahan sawah warga seluas 8 hektar, sementara pemilik lahan belum mendapatkan kepastian.
Situasi ini memerlukan sinergi antara pihak terkait, otoritas setempat, dan pemerintah pusat untuk menangani krisis ini secara cepat dan efektif.***
Demikian merupakan artikel pembahasan mengenai Krisis Bendung Cihamerang: Puluhan Keluarga Menunggu Kepastian di Tengah Ancaman Longsor.