sumedangekspres – Patahkan fenomena ‘Orang Kaya Makin Kaya, Orang Miskin Makin Miskin’ dengan mengetahui Cara Kaya Ala Konglomerat.
Fenomena ‘Orang Kaya Makin Kaya, Orang Miskin Makin Miskin‘ ini bukanlah hal yang baru di mata dan telinga kita.
Pertanyaannya adalah bagaimana Cara Kaya Ala Konglomerat ini?
Cara Kaya Ala Konglomerat ini memang perlu waktu, tenaga dan dana yang cukup banyak.
Baca Juga:5 Cara Menghilangkan Noda Hitam Dengan Bahan Alami, Budget Murah Hasilnya Meriah4 Rekomendasi Deodoran untuk Ketiak Basah dan Bau Terbaik, Bikin Keti Segar Seharian!
Namun apakah Cara Kaya Ala Konglomerat ini bisa dilakukan? tentu saja bisa.
Kita juga tahu bahwa tidak semua orang miskin tetap miskin, tak jarang kita menemui satu atau dua orang anggota keluarga yang lahir di keluarga miskin, namun mampu merubah nasib keluarganya menjadi kaya raya.
Dan tentu saja banyak juga orang yang tetap miskin. Kenapa? Biasanya banyak orang yang akan tetap miskin karena itu karena 2 hal; Mindsetnya susah diubah dan tidak belajar literasi keuangan.
Investasi merupakan sebuah jalan yang sangat menggiurkan untuk menambah pundi-pundi keuangan. Maka dari itu banyak orang kaya yang mempunyai beragam instrumen Investasi dan membuat kekayaannya tidak pernah habis dan malah terus bertambah.
Bagaimana cara konglomerat menginvestasi uang? Sebelum ke pembahasannya, simak dulu pembahasan di bawah ini.
Aspek Psikologis Finansial
Kita tahu bahwa tidak semua punya privilege yang sama.
Orang lahir di rahim seorang konglomerat pasti memiliki banyak uang bisa diinvestasikan lebih banyak instrumen dan High Risk.
Baca Juga:4 Masker Organik yang Sudah Bpom Terbaik 2024, Memutihkan dan Menghilangkan Noda Bandel di Wajah5 Lipstik Matte Tahan Lama, Warna Bibir Intens dan Cantik Paripurna Seharian
Yap, High Risk = High Return. Semakin beresiko sebuah Investasi maka semakin besar juga potensi keuntungannya.
1. Privilege konglomerat adalah cash.
Banyak konglomerat yang menyimpan cash sangat banyak. Cash yang banyak itu biasanya mereka Investasika kepada sesuatu Intrumen yang sudah pasti naik.
Misalnya mereka meninvestasikan Cash ke Rumah Sakit ketika pandemi Covid-19.
2. Invest di Bisnis (Saham)
3. Investasi kepada hal ‘Random’
Ya, benar. Terkadang kita tidak memahami kenapa banyak konglomerat yang mengikuti lelang sebuah lukisan dengan harga miliaran, atau membeli seongok jam tangan dengan harga yang sama seperti membeli rumah 4 tingkat.
Hal tersebut tentu saja bukan sekedar keisengan semata, pasalnya barang-barang ‘unik’ yang mereka beli adalah salah satu intrumen Investasi yang harganya selalu naik.