sumedangekspres – Festival Sarung Majalaya (FSM) The 3rd masih berlangsung hingga hari ini, Kamis (29/02/24), dan kemeriahannya masih terasa dengan dihadirkannya beragam acara untuk mempromosikan kembali Sarung Majalaya.
Event tahunan yang diselenggarakan bersama oleh Forum UMKM Nuswantara (FUN), Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Santri Ngariung (Sarung), serta beragam komunitas dan lembaga lainnya ini, menuai apresiasi dari beragam pihak baik Lembaga, Kementrian maupun Tokoh dan Organisasi di level Nasional, Daerah, maupun Kabupaten dan Kecamatan.
Bahkan, tidak hanya melalui ucapan, Apresiasi ini juga ditunjukkan dengan hadirnya beberapa orang Perancang Busana kelas Nasional dan Internasional, yang turut berpartisipasi mensukseskan Festival Sarung Majalaya.
Baca Juga:Gelar FSM, Zainab Assegaf Tuai Pujian Rektor ISBITargetkan Pertumbuhan Kredit Double Digit, Prospek Saham BBRI Diramal Cerah
Samuel Wattimena, yang hadir di FSM 3rd dalam kapasitasnya sebagai Staff Khusus Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA), menjadi utusan dari Menteri I Gusti Ayu Bintang Darmawati, tampak memberikan Fashion Clinic setelah menyaksikan Street Fashion Show yang diperagakan Ibu-ibu anggota Bhayangkari Korsek 2 Cabang Kota Bandung pada gelaran FSM 3rd. Samuel tampak membagikan kesan-pesannya, setelah menyaksikan Ibu-Ibu Kapolsek di 5 Kecamatan wilayah sekitar Majalaya, memeragakan aplikasi kain tenun Majalaya untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya berharap, animo dari Festival ini, untuk menjadikan sarung sebagai bagian dari gaya hidup, dan keseharian masyarakat, terutama di wilayah Majalaya.” Tutur Samuel.
Samuel juga menuturkan, bahwa dirinya miris dengan minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang kekayaan budaya, salah satunya yang berbentuk keragaman wastra atau kain khas daerah, yang padahal jika digali, akan mampu memperkuat identitas masyarakat Indonesia.
“Tugas para pemuda adalah memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk mengkapitalisasi kegiatan-kegiatan seperti ini. Jangan sampai Tiktok atau Instagram hanya diisi oleh konten joget-joget saja, kegiatan positif seperti FSM dan Street Fashion Show tadi seharusnya juga dimanfaatkan untuk dapat memenuhi sosial media.” Tutur Samuel.
Samuel berpesan, bahwa kegiatan seperti FSM ini wajib untuk dilakukan dan perlu didukung oleh sebanyak-banyaknya elemen masyarakat, agar menjadi agent of change yang dapat membawa perubahan-perubahan positif di tengah-tengah masyarakat.