sumedangekspres – Musim pancaroba saat ini tidak hanya membawa perubahan cuaca yang tidak menentu, tetapi juga menghadirkan tantangan serius bagi kesehatan masyarakat.
Salah satu masalah yang muncul adalah peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD), yang menjadi ancaman serius terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat kelembaban udara tinggi.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Mohammad Adib Khumaidi, menyoroti bahwa tingkat kelembaban udara yang tinggi memberikan kondisi ideal bagi perkembangan nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.
Baca Juga:Makanan yang Harus Diwaspadai Bagi Penderita AsmaJenis Buah yang Sebaiknya Dihindari Saat Batuk
Nyamuk Aedes Aegypti ini merupakan pembawa virus dengue yang dapat menyebabkan penyakit DBD jika menginfeksi manusia.
Pencegahan DBD menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman penyakit ini.
Langkah-langkah pencegahan dapat dimulai dari diri sendiri dengan menjaga kesehatan pribadi.
Meningkatkan daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat seperti istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi, dan menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga teratur merupakan hal-hal yang penting.
Namun, upaya pencegahan tidak hanya terbatas pada aspek individual. Kebersihan lingkungan juga memegang peran penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini.
Salah satu pendekatan yang efektif adalah konsep 3M (menguras, menutup, mengubur).
Ini mencakup kegiatan seperti menguras tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk, menutup rapat tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Selain itu, penggunaan larvasida abate juga merupakan langkah penting dalam upaya membasmi jentik nyamuk.
Baca Juga:Rekomendasi Jilbab yang Cocok untuk Mix and Match dengan Baju Warna CreamRekomendasi Hampers Lebaran Berkualitas di Bawah Rp 100.000
Larvasida abate adalah obat yang digunakan untuk membunuh jentik nyamuk sebelum mereka berkembang menjadi nyamuk dewasa yang dapat menyebarkan virus dengue.***