sumedangekspres – Mari simak artikel selengkapnya tentang kesalahan orang tua dalam mendidik.
Tantrum atau tangis tak terkendali anak adalah momok bagi banyak orang tua.
Reaksi emosional anak tersebut seringkali menantang kesabaran dan dapat memicu respons yang tidak diinginkan dari orang tua, seperti bentakan atau teriakan.
Baca Juga:Anak Ridwan Kamil, Camillia Laetitia Azzahra: Aku Memutuskan untuk Melepas KerudungkuTanda-tanda Seseorang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Namun, penting untuk menyadari bahwa pendekatan tersebut dapat merusak hubungan orang tua dan anak.
Menurut psikolog klinis Jazmine McCoy, mengutip CNBCMake It, seringnya bentakan atau teriakan kepada anak dapat mengganggu hubungan orang tua dan anak.
Studi yang dipublikasikan dalam The Journal of Child Development pada 2013 juga menunjukkan bahwa anak-anak yang sering dimarahi berpotensi mengalami masalah perilaku, rendah diri, dan depresi.
McCoy menegaskan bahwa mengandalkan bentakan atau teriakan tidaklah efektif dalam memperbaiki perilaku negatif anak.
Sebaliknya, hal tersebut justru memicu respons stres di otak anak, yang dapat meningkatkan kecemasan dan menghambat kemampuan belajar dan berkembang mereka.
Dalam menghadapi situasi ini, McCoy menyarankan para orang tua untuk tetap tenang dan menjaga pikiran yang jernih.
Kecerdasan emosional dan kepercayaan diri anak dapat dikembangkan lebih baik dalam lingkungan yang tenang.
Baca Juga:Sejarah Hari Raya Idul Fitri dan Maknanya, Singkat Padat Jelas"Menyala Abangku" Apa Ya Artinya? Yuk Kepoin!
Selain itu, melakukan refleksi diri dan memahami akar emosi dapat membantu orang tua mengatasi tantangan dalam mengasuh anak.
Penting juga bagi orang tua untuk menyadari bahwa tantrum adalah hal yang normal terjadi pada anak kecil.
Mengulangi instruksi secara bertahap dan mengungkapkan pernyataan positif yang membangun dapat membantu mengelola situasi tantrum dengan lebih baik.
Meskipun mengasuh anak adalah tugas yang sulit, McCoy menegaskan bahwa tidak alasan untuk terus-menerus membentak anak tanpa meminta maaf.
Meminta maaf setelah terjadi bentakan merupakan langkah penting dalam memperbaiki hubungan antara orang tua dan anak.
Namun, penting juga untuk menjelaskan alasan di balik permintaan maaf dan menanyakan perasaan anak setelah kejadian tersebut.
Tindakan meminta maaf dan mengungkapkan empati tidak hanya menyembuhkan hubungan antara orang tua dan anak, tetapi juga memberikan contoh positif tentang cara mengelola emosi dengan bijak.