sumedangekspres – Asal Muasal Sejarah Marongge Yang Tidak Asing Bagi Masyarakat Sumedang
Kata “Marongge” seringkali membawa asosiasi dengan sesuatu yang bersifat mistis, terutama pelet Marongge. Meskipun kebenaran keberadaan pelet Marongge masih menjadi perdebatan, banyak orang tertarik untuk mencarinya karena dipercaya memiliki keampuhan untuk memikat lawan jenis.
Marongge sebenarnya adalah nama sebuah desa di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Di Desa Marongge terdapat makam yang dianggap keramat dan dipercayai sebagai asal-usul pelet Marongge. Tempat ini dikenal sebagai Makam Kramat Marongge, menjadi tempat ziarah populer di Sumedang.
Baca Juga:Patung Kuda Renggong Disamoja SumedangKereta Naga Paksi Yang Disimpan Dimuseum Prabu Geusan Ulun
Menurut kuncen makam, H. Maman, sejarah Makam Marongge terkait dengan legenda Mbah Gabug dan tiga saudaranya: Mbah Setayu, Mbah Naibah, dan Mbah Naidah, prajurit perempuan Mataram yang gagal dalam misi menaklukan kerajaan Panjalu. Mereka memilih tinggal di desa yang kini dikenal sebagai Marongge.
Kata “Marongge” berasal dari peristiwa ketika Mbah Gabug menghilang selama tiga tahun empat puluh satu hari, dan ditemukan dalam keadaan tafakur. Setelah sembuh, Mbah Gabug menyuruh saudaranya menggali tanah tempat dia ditemukan, lalu masuk ke dalamnya. Kemudian, mereka disuruh menutup lubang dengan rengge (ranting bambu haur). Ketika mereka kembali pada malam harinya, terlihat cahaya memancar dari tempat itu, tapi tubuh Mbah Gabug sudah tidak terlihat lagi.
Makam Kramat Marongge selalu ramai dikunjungi oleh peziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon, tidak hanya dari Sumedang tetapi juga dari luar kota. Pemerintah Kabupaten Sumedang telah menempatkannya sebagai tempat wisata ziarah yang populer.