“Namun, kemarin sore saya ke Bendung Sementara Cariang, tapi tidak mungkin bisa mengalirkan air, paling cepat awal Juni. Rencananya, hari ini saya mengajak petani jam siang ke Cariang untuk meminta kejelasan dari BBWS terkait aliran airnya,” katanya.
Tatang menggambarkan, secara ekonomi keadaan ini merupakan kerugian besar, karena petani di Ujungjaya pada umumnya menggantungkan hidupnya dari pertanian padi. Biasanya, dalam keadaan normal petani padi di Ujungjaya mengandalkan pertanian padi di sawah dengan dua kali musim tanam. Itu pun pas-pasan bagi ekonomi petani.
“Sementara saat ini hanya sekali musim tanam, jadi secara ekonomi petani Ujungjaya kerepotan. Dua musim tanam saja pas-pasan, apalagi hanya satu kali musim tanam,” jelasnya. (bim)