Pengembangan gamelan degung terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya, dengan banyaknya seniman yang mencoba menggarapnya, baik dalam hal lagu-lagu tradisional maupun ciptaan baru. Penggunaan vokal dalam gamelan degung pun semakin berkembang, dan para penyanyi dari kalangan mamaos (penyanyi tembang Sunda Cianjuran) mulai bergabung dalam permainan gamelan degung.
Seiring berjalannya waktu, lagu-lagu degung seperti “Palwa”, “Palsiun”, “Bima Mobos (Sancang)”, dan banyak lagi, menjadi bagian integral dari warisan budaya Sunda, sementara ciptaan baru seperti “Samar-samar”, “Kembang Ligar”, “Surat Ondangan”, dan lainnya, terus menghidupkan tradisi gamelan degung bagi generasi selanjutnya.