Sekda Herman Suryatman Dorong BUMDes/ BUMDesma Kuatkan Eksistensi Lawan Bank Emok

BERORASI: Sekda Jabar Herman Suryatman mendorong BUMDes/BUMDESma untuk menyelamatkan Masyarakat dari renternir
BERORASI: Sekda Jabar Herman Suryatman mendorong BUMDes/BUMDESma untuk menyelamatkan Masyarakat dari renternir, di Grand Sunshine, Bandung, baru-baru ini, Foto: Humas Jabar.
0 Komentar

KABUPATEN BANDUNG – Sekda Provinsi Jabar Herman Suryatman mendorong Bumdes dan Bumdesma di 18 kabupaten Jabar terus menguatkan eksistensinya guna menyelamatkan masyarakat dari jerat rentenir atau bank keliling/bank emok. 

Menurut Herman, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) dapat menjadi solusi konkret menghindarkan masyarakat dari jebakan rentenir, dengan cara menyediakan kegiatan simpan pinjam produktif yang rendah bunga. 

“Salah satu potensi bisnisnya adalah simpan pinjam, tentu dengan jasa yang kompetitif, karena modalnya juga modal bersama. Ini stimulus dari pemerintah dan modal masyarakat yang dikelola oleh BUMDes BUMDesma,” ujar Herman Suryatman pada kegiatan ‘Penguatan BUMDes/ BUMDesma bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKPD)’, di Grand Sunshine Kabupaten Bandung, baru-baru ini.

Baca Juga:Antisipasi Kejahatan, Polisi Tingkatkan Pengawasan di Wilayah CimanggungCalon Anggota Panwaslu Kecamatan Ikuti Test CAT dan Esay untuk Pilkada 2024

Sekda Herman mengungkap, masyarakat sebetulnya sudah tahu risiko jika meminjam uang ke bank keliling atau rentenir. Tapi karena desakan kebutuhan dan persyaratan yang sangat mudah, bank emok kerap menjadi pilihan relistis. 

Bandingkan dengan koperasi, Bumdes atau Bumdesma, apalagi bank, dalam proses pinjam uang membutuhkan syarat – syarat yang dianggap menyulitkan nasabah. 

Bank emok sepintas terlihat memudahkan nasabah dengan layanannya yang cepat dapat uang, tapi di balik itu ada jebakan yang memberatkan nasabah.  

Ditambah, dalam kelompok masyarakat menengah ke bawah ada istilah  ‘kumaha engke’ (gimana nanti saja)_ sehingga risiko terjebak bunga berlipat – lipat kerap diabaikan.  “Maka BUMDes dan BUMDesma harus bisa mengatasi dua poin tersebut,” tegas Herman. 

Solusi yang bisa dilakukan, pertama kata Herman, BUMDes dan BUMDesma harus  mengidentifikasi keseharian warga calon nasabah. Jjika reputasi nasabah yang akan melakukan simpan pinjam baik, maka akses keuangannya harus dipermudah. 

“Ada modal sosial, karena di desa orang- orang kenal,” katanya.

Solusi kedua, masyarakat perlu diedukasi agar literasi keuangannya meningkat. Selalu menjadikan lembaga keuangan legal dan formal sebagai pilihan pertama. 

“Insyaallah bank emok hilang dengan sendirinya. Kami berupaya menyiapkan desain yang baik,” kata Herman. 

Baca Juga:PDIP-Demokrat Jajaki Koalisi: Tidak Akan Menghitung Jumlah Kursi yang DiraihSawah Tegal Harendong Kecamatan Surian Terancam Puso

Herman memotivasi BUMDes dan BUMDesma agar selalu ada pada kondisi keuangan yang sehat sehingga bisa terus berperan aktif terhadap kesejahteraan masyarakat.

0 Komentar