Dalam edaran tersebut, sekolah-sekolah diminta untuk lebih selektif dalam memilih perusahaan otobus (PO) yang akan digunakan untuk study tour.
Penekanan diberikan pada pentingnya memastikan bahwa bus yang disewa dalam kondisi baik dan layak jalan. Hal ini untuk mencegah terulangnya kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh faktor teknis kendaraan.
Selain itu, Pj Bupati Yudia juga mengajak pihak sekolah untuk merencanakan kegiatan study tour dengan mempertimbangkan lokasi-lokasi yang masih berada dalam wilayah Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga:Sumedang Mengincar Kategori Nindya untuk Kabupaten Layak Anak 2024Satu-satunya Paslon Jalur Perseorangan di Pilkada Sumedang 2024 Siapa Mereka?
Dengan demikian, risiko perjalanan jauh yang berpotensi menimbulkan bahaya bisa diminimalkan.
Kegiatan di dalam kota atau provinsi juga diharapkan dapat tetap memberikan pengalaman edukatif yang berharga bagi para siswa tanpa mengabaikan aspek keselamatan.
Pj Bupati Yudia juga menyebutkan bahwa koordinasi dengan pihak-pihak terkait di lingkup pemerintahan daerah Sumedang akan terus ditingkatkan.
Tujuannya agar seluruh sekolah di Sumedang mendapatkan sosialisasi yang cukup mengenai pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan luar sekolah, termasuk study tour.
“Keselamatan anak-anak kita adalah prioritas utama. Kita harus memastikan mereka bisa belajar dan mendapatkan pengalaman baru tanpa harus mempertaruhkan nyawa mereka.
Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk benar-benar memperhatikan setiap detail saat merencanakan kegiatan study tour,” ujar Yudia.
Dengan dikeluarkannya edaran ini, diharapkan sekolah-sekolah dapat lebih berhati-hati dan selektif dalam menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan perjalanan jauh.
Baca Juga:Balai Ternak BAZNas Meningkatkan Ekonomi Masyarakat SumedangSenyum Panen di Gedung Negara, KWT Kartika Dua Temui Pj Bupati Sumedang
Tidak hanya untuk menghindari kecelakaan, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap kegiatan dapat berjalan dengan aman dan lancar sehingga tujuan edukatif dari study tour tetap tercapai.
“Kami berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk memastikan keselamatan siswa. Mari kita jadikan peristiwa tragis ini sebagai pelajaran berharga agar tidak terulang kembali di masa depan,” tutup Yudia.
Dengan adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah serta kerja sama yang baik antara sekolah dan penyedia jasa transportasi, diharapkan kegiatan study tour dapat tetap dilaksanakan dengan aman dan bermanfaat bagi para siswa.
Kejadian di Ciater Subang menjadi pengingat bahwa keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas yang melibatkan perjalanan siswa.