Di beberapa daerah, karinding dibuat dari pelepah kawung (enau) atau bambu, dengan bentuk yang berbeda-beda tergantung pada penggunaannya.
Cara memainkan karinding cukup sederhana, yaitu dengan meletakkannya di bibir dan memukul bagian pemukulnya agar tercipta resonansi suara. Karinding biasanya dimainkan secara solo atau dalam grup, dan terdapat berbagai jenis nada atau pirigan dalam memainkannya, seperti tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan, yang disampaikan secara konvensional menurut penuturan Abah Olot.(*)