Hubungan Pancasila dengan Al Quran atau agama Islam tidak akan dipertentangkan karena Pancasila merupakan kesepakatan yang harus dilaksanakan sejak awal pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia terbentuk karena adanya kesepakatan bersama. Saat negara Indonesia ini terbentuk umat Islam mencapai 90% mayoritas pemeluknya sehingga memiliki saham yang besar dalam pembentukan sebuah negara. Akan tetapi, umat Islam sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara sehingga tercipta toleransi dan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat Indonesia.
Pancasila adalah “Dasar Negara” Republik Indonesia. Itulah predikat yang tidak boleh diganti oleh siapa pun. Karena tercantum demikian dalam UUD’45.
Pancasila pun merupakan nilai-nilai yang diambil dari ajaran Islam sehingga mustahil agama menjadi musuh Pancasila. Meskipun dari tulisan kolaboratif ini membahas mengenai Pancasila yang nilai-nilainya terkandung dalam Al-Quran, Hadits dan ajaran agama Islam, tetapi tidak menuntut kemungkinan bahwa akan ada penulis lain yang memperkaya Pancasila dengan nilai-nilai yang juga terkandung di dalam kitab suci atau ajaran agama-agama yang diakui, serta adat istiadat masyarakat di Indonesia.
Baca Juga:Buka Rakernis Ditjen SPPR, Menteri AHY: Capai Target Pendaftaran Sisa 7 Juta Bidang Tanah Pada Tahun 2024GCC Sumedang Fasilitasi Pelaku Ekonomi Kreatif
Pada tataran implementasi kita sebagai umat Islam merupakan bagian terbesar dari bangsa ini. Sebagai bangsa Indonesia yang penuh cinta dan kasih sayang sebagai perwujudan dari Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat diwujudkan dengan mengamalkan nilai-nilai agama (Islam) dengan sebaik-baiknya. Dengan didasarkan kepada keimanan dan ketaqwaan dengan penuh keikhlasan.
Dan salah satu bentuk keimanan dan taqwa terhadap ajaran agama Islam, yaitu percaya dan dengan tulus ikhlas mengamalkan salah satu ayat dari Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 59 tentang ketaatan kepada Allah, Rosul dan pemimpin. Sebagai firman Allah SWT berikut ini, yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan kepada para pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan RasulNya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa[4]: 59)