sumedangekspres, Jakarta – Demi terciptanya resolusi dalam penyelesaian permasalahan pertanahan dan penyelesaian konflik agraria, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan menyelenggarakan Reforma Agraria Summit Bali 2024. Menjelang pelaksanaannya, maka diperlukan pembahasan sejumlah isu krusial yang akan ditindaklanjuti secara konkret pada Juni mendatang, tepatnya 14-15 Juni 2024.
“Dengan pembahasan isu krusial ini, saya yakin, di bulan Juni nanti kita sudah bisa memprediksikan capaian-capaian di akhir Desember nanti,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Penataan Agraria, Dalu Agung Darmawan pada Workshop I Road to Reforma Agraria Summit Bali 2024, di Ritz Carlton Hotel, Mega Kuningan Jakarta pada Rabu (29/05/2024).
Adapun isu-isu krusial yang akan dibahas pada Reforma Agraria Summit 2024 mendatang yaitu terkait Resolusi Penyelesaian Legalisasi Aset Permukiman di Atas Air, Pulau-pulau kecil dan Pulau Terluar; Resolusi Penyelesaian Permasalahan Pertanahan Transmigrasi; Penyelesaian Konflik Agraria pada Aset BMN/BMD, BUMN/BUMD yang dikuasai masyarakat; serta Resolusi Penyelesaian Redistribusi Tanah dan Pelepasan Kawasan Hutan.
Baca Juga:Wawancara Ekslusif Jelang Hari Lahir Pancasila Bersama Try Sutrisno sebagai Wakil Dewan Pengarah BPIPDukung Peningkatan Layanan Kesehatan Masyarakat, Srikandi PLN UP3 Sambung Listrik Gratis Posyandu Angkrek V
Workshop kali ini secara terbuka memberi ruang kepada seluruh peserta untuk melihat dan merefleksikan capaian-capaian Reforma Agraria di tahun-tahun sebelumnya. “Tidak hanya pencapaian Reforma Agraria tapi juga berbagai kekurangan dan berbagai kegagalan, menjadi penting bagi kita untuk melihat kembali dan menarasikan kembali potret Reforma Agraria di setiap tahun terakhir,” ungkap Dalu Agung Darmawan.
Hadir membuka sekaligus menjadi pembicara kunci dalam Workshop ini, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso. Secara umum, ia menyampaikan arahan Menko Perekonomian mengenai peningkatan sinergi dan koordinasi antar K/L/D, terutama dalam penyeragaman data dan peta terkait tanah transmigrasi dan konflik agraria, serta untuk kemudahan dalam menentukan pola penyelesaian permasalahan yang dibutuhkan.
“Mengingat pentingnya pelaksanaan Reforma Agraria Summit 2024 nanti, melalui Workshop ini diharapkan dapat memberikan masukan yang konkret, resolusi yang nyata dalam penyelesaian permasalahan tanah transmigrasi dan konflik agraria di Indonesia,” harap Susiwijono Moegiarso.
Menurut Susiwijono Moegiarso, perlu dukungan anggaran khusus APBN maupun APBD serta dukungan prioritas dan sinkronisasi kegiatan Reforma Agraria di K/L pusat dan pemerintah daerah. “Kami juga sangat mengharapkan, dukungan dan kerja sama seluruh _stakeholders_ di dalam program Reforma Agraria,” pungkasnya.