sumedangekspres – Orang-orang terdekat mengatakan bahwa Briptu Fadhilatun Nikmah, tersangka kasus istri bakar suami, tidak hanya cerdas, tapi juga aktif dalam kegiatan Rohis serta menjadi sekretaris OSIS semasa di SMAN Ploso, Jombang. Di sekolah yang sama, Briptu Rian Dwi Wicaksono (korban) juga pernah terpilih menjadi anggota Paskibraka Jombang.
Menjelang kelulusan dari SMAN Ploso, Jombang, Jawa Timur, Fadhilatun Nikmah menerima kabar baik. Siswi yang biasa disapa Dhila itu dinyatakan lolos Kebidanan Poltekkes Surabaya di jalur UTBK-SBMPTN (ujian tulis berbasis komputer-seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) atau sekarang disebut SNBT (seleksi nasional berbasis tes). Para gurunya tak kaget karena Dhila memang dikenal cerdas. Nilai-nilainya selama disekolah pun bagus. Tindak tanduknya juga baik.
’’Dia sekretaris OSIS yang ramah serta anggota ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis),’’ kenang Koordinator Guru BK SMAN Ploso Titik Romziati tentang siswi yang lulus pada 2014 itu, kepada Jawa Pos Radar Jombang yang menemuinya di SMAN Ploso kemarin (10/6).
Baca Juga:Kapan Pendaftaran CPNS dan PPPK 2024 Dibuka?Kronologi Pesawat Militer yang Ditumpangi Wakil Presiden Malawi, Saulous Chilima, Hilang Kontak
Sedangkan, Rian Dwi Wicaksono, yang dahulu merupakan adik kelas Dhila. Secara akademik, Rian memang tidak semencolok Dhila. Akan tetapi, Rian yang lulus pada 2015 unggul di bidang nonakademik. Dia pernah menjadi anggota Paskibraka Jombang pada 2014.
Dengan latar belakang yang sebaik itu, para guru dan semua yang mengenal dua polisi berpangkat briptu itu tetunya sangat kaget ketika kabar tragis yang terjadi pada hari Sabtu (8/6) lalu. Rian mengalami luka bakar parah hingga akhirnya meninggal ditangan sang istri, Dhila, yang dengannya telah dikaruniai tiga anak, menjadi tersangka pelaku.
’’Kalau kata guru-guru senior di sini, keduanya baik. Selama sekolah juga baik-baik saja,’’ ucap Nur Hidayat, kepala SMAN Ploso.
Menurut Titik, Dhila pernah mengatakan bahwa dirinya merasa tidak cocok dengan jurusan kebidanan. Dia lebih merasa cocok menjadi polisi. Ketika ada pendaftaran bintara Polri 2014, dia bersama 27 temannya se-SMA pun mendaftar. Dhila bersama tiga orang temannya berhasil diterima.
’’27 anak itu menulis surat pendaftaran polisi di rumah saya. Fadhila memang cita-citanya sebagai polwan,” ungkap Titik.