sumedangekspres – Sri Mulyani Ungkap Rahasia di Balik Utang Rp 800 Triliun! Jangan Lewatkan Penjelasannya! Tahun depan, Indonesia akan menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan utang negara.
Pada 2025, utang yang jatuh tempo mencapai Rp 800 triliun.
Angka yang mencengangkan ini tentunya mengundang perhatian banyak pihak, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Bagaimana tanggapan Bendahara Negara terkait situasi ini? Mari kita simak lebih lanjut.
Baca Juga:Intel Batal Buka Pabrik di Israel, Karena Komitmen terhadap Palestina MerdekaRia Ricis Mengalami Ancaman dan Pemerasan Rp 300 Juta!
Sri Mulyani Ungkap Rahasia di Balik Utang Rp 800 Triliun
Kondisi Ekonomi dan Kredibilitas Negara
Sri Mulyani menegaskan bahwa kondisi ekonomi yang stabil dan kredibilitas negara adalah kunci dalam menghadapi utang jatuh tempo ini.
Menurutnya, jika negara tetap kredibel, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sehat, kondisi ekonomi yang baik, serta situasi politik yang stabil, maka risiko yang ditimbulkan oleh utang jatuh tempo dapat diminimalisir.
“Jadi kalau negara ini tetap kredibel, APBN-nya baik, kondisi ekonominya baik, kondisi politiknya stabil, maka revolving itu sudah hampir dipastikan risikonya sangat kecil karena market beranggapan negara ini akan tetap sama,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR.
Dalam pandangan Sri Mulyani, utang yang jatuh tempo pada tahun 2025, 2026, dan 2027 mungkin terlihat tinggi, tetapi selama persepsi terhadap APBN, kebijakan fiskal, dan stabilitas ekonomi serta politik tetap positif, hal ini tidak akan menjadi masalah besar.
Ini berarti, pemegang surat utang Indonesia mungkin tidak akan langsung mengambil kembali investasinya karena mereka masih melihat potensi investasi yang baik di Indonesia.
Pentingnya Stabilitas dan Kredibilitas
Sri Mulyani juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas, kredibilitas, dan keberlanjutan kebijakan ekonomi.
“Makanya stabilitas, kredibilitas dan sustainabilitas itu menjadi penting,” tuturnya.
Ini menunjukkan bahwa pemerintah harus terus berupaya menjaga kepercayaan pasar dan pemegang surat utang agar tidak kehilangan keyakinan terhadap ekonomi Indonesia.
Baca Juga:Gaji Pekerja Dipotong untuk Tapera, Apakah Ini Solusi atau Masalah Baru? Ini Jawaban Ombudsman!Viral! Siap-siap! Harga Beras Bakal Melambung Naik Tinggi
Menurut Sri Mulyani, pemegang surat utang akan tetap merasa aman jika situasi politik dan ekonomi dalam negeri stabil.
Namun, jika stabilitas ini terganggu, risiko pelarian modal atau investor yang menjual surat utang mereka bisa meningkat.