Meski begitu, Arief memperkirakan bahwa harga gabah dan beras bisa saja melampaui HPP yang telah ditetapkan.
“Ada kemungkinan (kenaikan di atas HPP) pada saat gabah rendah,” jelas Arief.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Nah, dengan adanya prediksi kenaikan harga ini, apa yang bisa kita lakukan sebagai konsumen dan pelaku usaha di sektor pertanian?
Baca Juga:Bukan Main! Ini Dia 10 Lagu Girl Group yang Bikin Penasaran di MelOn! Kamu Sudah Dengar Semuanya?Trending! BABYMONSTER 'Melokal' dengan Celoteh Rami di Jakarta Suara Merdu dan Bahasa Indonesia Asli!
1. Hemat dan Bijak Mengelola Stok Beras: Bagi konsumen, penting untuk lebih bijak dalam mengelola stok beras di rumah. Membeli sesuai kebutuhan dan menghindari pemborosan bisa membantu mengurangi dampak dari kenaikan harga.
2. Diversifikasi Sumber Pangan: Mengurangi ketergantungan pada beras dengan mengonsumsi sumber pangan lain seperti jagung, ubi, atau singkong bisa menjadi alternatif yang sehat dan ekonomis.
3. Pantau Harga Pasar: Selalu perbarui informasi mengenai harga beras di pasar. Dengan demikian, kita bisa lebih siap dan tidak terlalu kaget dengan fluktuasi harga yang terjadi.
4. Dukung Kebijakan Pemerintah: Mendukung langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras bisa membantu mengatasi masalah ini secara lebih efektif.
Kenaikan harga beras memang bukan berita yang ingin kita dengar, tetapi dengan persiapan dan langkah-langkah yang tepat, kita bisa menghadapinya bersama-sama.
Tetap bijak dalam mengelola kebutuhan pangan, dan semoga harga beras bisa kembali stabil di masa mendatang.
Terus dukung pertanian lokal dan kebijakan pemerintah agar kita bisa melalui masa-masa sulit ini dengan lebih baik. Semangat terus, Sobat Tani!