“Enaknya beli di tempat khusus penjualan hewan qurban, beli sekarang untuk dikurbankan nanti lebaran tidak dihitung biaya perawatan. Kalau beli di peternak langsung biasanya ada biaya perawatan selama hewan dititip di kandang. Jadi, jika harga Rp22 juta maka siap-siap saja biaya perawatannya antara Rp1 hingga Rp2 juta,” katanya.
Cecep menambahkan bahwa selain dijual di Pasar Hewan Tanjungsari, dirinya juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook untuk memasarkan hewan kurbannya. Ia juga menyediakan jasa antar dan siap potong.
“Kalau ada yang mau beli, silakan datang ke kandang di Desa Cijambu Tanjungsari atau ke Pasir Huni Desa Pasir Nanjung. Harganya dijamin lebih murah daripada di Pasar Hewan Tanjungsari,” tandasnya.
Baca Juga:Kodim 0610/Sumedang Jalin Komunikasi Sosial dengan PemerintahAde Hadeli Kembali Nahkodai PWI Kabupaten Sumedang
Kondisi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi para peternak dalam mengelola usaha mereka, terutama saat permintaan tinggi menjelang hari raya besar. Upaya peternak seperti Cecep untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan cuaca adalah contoh adaptasi yang perlu diapresiasi.
Meski demikian, masih ada harapan bahwa menjelang hari H Idul Adha, pasar hewan akan semakin ramai dan memberikan keuntungan lebih bagi para peternak. Hal tersebut penting untuk memastikan keberlanjutan usaha peternakan dan ketersediaan hewan qurban yang berkualitas bagi masyarakat.
Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar para peternak dapat terus bertahan dan memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya. (kos)