sumedangekspres – Mengirim Pesan dari Selatan ke Utara Aksi Pembelot dan Flashdisk Drama Korea, Pada Kamis, dunia kembali terpaku pada Korea Utara, bukan karena uji coba senjata atau pidato pemimpinnya, tetapi karena aksi mengejutkan dari sekelompok pembelot dan aktivis Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan.
Mereka meluncurkan sepuluh balon yang membawa pesan-pesan anti-Pyongyang ke arah utara, sebuah tindakan yang memicu perdebatan dan perhatian internasional.
Mengirim Pesan dari Selatan ke Utara Aksi Pembelot dan Flashdisk Drama Korea
Aksi tersebut dilakukan dengan memuat sekitar 200.000 selebaran yang berisi pesan-pesan anti rezim Pyongyang.
Baca Juga:Kocak dan Romantis! My Sweet Mobster dengan Uhm Tae Goo, Drama Korea Wajib Nonton!Geger! Oknum Polisi Diburu karena Penipuan Seleksi Polwan!
Selebaran-selebaran itu bertujuan untuk menjangkau rakyat Korea Utara, memberikan mereka akses kepada informasi yang dibatasi oleh pemerintah yang otoriter.
Di samping selebaran, balon-balon itu juga membawa uang kertas senilai dua ribu dolar AS serta drive USB atau yang lebih dikenal dengan flashdisk.
Yang membuat flashdisk tersebut menarik adalah isinya bukanlah informasi politik atau propaganda, tetapi musik dan drama Korea.
Di balik pilihan konten yang mungkin terlihat ringan, ada strategi yang cermat.
Musik K-Pop yang populer di seluruh dunia dan drama Korea yang membuat penontonnya terpikat telah lama menjadi alat yang efektif untuk memikat perhatian kaum muda di Korea Utara.
Bagi rakyat Korea Utara, akses terhadap budaya populer Korea Selatan merupakan suatu tabu besar.
Pemerintah di Pyongyang keras dan tegas mengontrol informasi yang masuk ke negaranya, terutama yang berasal dari Korea Selatan yang sering dianggap sebagai ancaman ideologis.
Baca Juga:Kontroversi Sepakbola Akim Viking Subang Beri Dukungan Terbuka untuk Pemain AsingRuhimat Dianugerahi Gelar Bapak Pemekaran! Spekulasi Duet Pilkada Subang 2024 Makin Panas
Oleh karena itu, setiap tindakan yang memberikan akses pada informasi luar bisa dianggap sebagai sebuah pemberontakan terhadap otoritas.
Namun, tindakan ini tidak terjadi tanpa kontroversi. Meskipun di mata dunia luar mungkin terlihat sebagai gerakan kebebasan informasi, bagi pemerintah Korea Utara, ini adalah serangan langsung terhadap kekuasaan dan pengaruh mereka.
Reaksi dari Pyongyang tidak mengejutkan kemarahan dan ancaman atas apa yang mereka sebut sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka.