Beberapa Jalur Pendakian dan Bebereapa Jenis Satwa yang di Temukan di Gunung Ciremai

Jalur Pendakian Gunung Ciremai
Jalur Pendakian Gunung Ciremai
0 Komentar

sumedangekspres – Beberapa Jalur Pendakian dan Bebereapa Jenis Satwa yang di Temukan di Gunung Ciremai

Jalur pendakian Gunung Ceremai dapat ditempuh melalui beberapa rute yang meliputi Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kabupaten Kuningan, serta Desa Apuy di Kabupaten Majalengka. Sebuah jalur pendakian baru juga tersedia melalui Desa Linggasana di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, yang dibuka pada tahun 2010 dan mudah diakses karena masih satu trayek jalan raya dengan jalur di Desa Linggarjati. Selain itu, terdapat jalur pendakian lain melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara.

Di Kota Kuningan, terdapat kelompok pecinta alam “AKAR” (Anak Kuningan Alam Rimba) dan Gema Jabar Hejo (Gerakan Masyarakat Jawa Barat Hejo) yang siap membantu dengan menyediakan informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.

Baca Juga:Vegetasi Gunung Ciremai Menampilkan Keanekaragaman yang MenarikSejarah Gunung Ciremai yang Kini Banyak di Kunjungi Oleh Para Pendaki di Indonesia

Keanekaragaman satwa di Gunung Ceremai sangatlah tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh kelompok pecinta alam Lawalata IPB pada bulan April 2005 mengungkapkan keberadaan 12 spesies amfibia (kodok dan katak), berbagai jenis reptil seperti bunglon, cecak, kadal, dan ular, lebih dari 95 spesies burung, serta lebih dari 20 spesies mamalia.

Beberapa jenis satwa yang ditemukan di Gunung Ceremai antara lain:

– Bangkong bertanduk (Megophrys montana)– Percil Jawa (Microhyla achatina)– Kongkang Jangkrik (Rana Nicobariensis)– Kongkang kolam (Rana chalconota)– Katak-pohon Emas (Philautus aurifasciatus)– Bunglon Hutan (Gonocephalus chamaeleontinus)– Cecak Batu (Cyrtodactylus sp.)– Elang hitam (Ictinaetus malayensis)– Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus)– Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)– Puyuh-gonggong Jawa (Arborophila javanica)– Walet Gunung (Collocalia vulcanorum) [perlu dikonfirmasi]– Takur Bultok (Megalaima lineata)– Takur Tulung-tumpuk (Megalaima javensis)– Berencet Kerdil (Pnoepyga pusilla)– Anis Gunung (Turdus poliochepalus)– Tesia Jawa (Tesia superciliaris)– Ceret Gunung (Cettia vulcania)– Kipasan Ekor-merah (Rhipidura phoenicura)– Burung-madu Gunung (Aethopyga eximia)– Burung-madu Jawa (Aethopyga mystacalis)– Kacamata Gunung (Zosterops montanus)– Trenggiling biasa (Manis javanica)– Tupai kekes (Tupaia javanica)– Kukang (Nycticebus coucang)– Surili jawa (Presbytis comata)– Lutung budeng (Trachypithecus auratus)– Ajag (Cuon alpinus)– Telegu (Mydaus javanensis)– Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis)– Macan Tutul (Panthera pardus)– Kancil (Tragulus javanicus)– Jelarang Hitam (Ratufa bicolor)– Landak Jawa (Hystrix javanica).(*)

0 Komentar