sumedangekspres – Tantangan Moralitas Remaja: Dampak Tayangan Dewasa dalam Gadget.
Di era di mana teknologi semakin merajalela, akses mudah terhadap konten-konten tidak pantas semakin mengkhawatirkan bagi para penegak hukum di seluruh dunia. Hal ini tidak terkecuali di Kabupaten Majalengka, di mana survei yang dilakukan oleh Satuan Intelijen Polres setempat mengungkapkan fakta yang menggelisahkan: 94 persen remaja telah mengakses tayangan dewasa melalui ponsel mereka.
AKP Agus Romi dari Satuan Intelijen Polres Majalengka mengemukakan temuannya dalam acara Masyarakat Berbicara di Gedung Yudha Abdi Karya Setda Majalengka pada tanggal 11 Juni 2024. Ia menyoroti bahwa fenomena ini bukan hanya sekadar masalah moral, tetapi juga telah memberikan dampak serius terhadap perkembangan mental dan moral generasi muda di Indonesia.
Menurut hasil survei yang dikutip dari Radar Cirebon, akses bebas terhadap konten pornografi di ponsel telah merusak moralitas anak-anak muda, yang seharusnya menjadi tonggak pembangunan masa depan bangsa. “Degradasi moral yang kita saksikan hari ini mengancam masa depan bangsa. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk mengatasinya,” tegas Agus Romi.
Baca Juga:Tips dan Trik Aman Menggunakan Tinder di 2024Link Tes Seberapa Psikopat Kamu dengan Tes Google Form: Hiburan dan Refleksi Diri
Salah satu titik krusial yang dibahas adalah kurangnya filter pada perangkat ponsel pintar, yang memungkinkan remaja untuk dengan mudahnya mengakses konten-konten yang tidak sesuai untuk usia mereka. Menurut Agus Romi, ini adalah tantangan besar bagi para orangtua, pendidik, dan penegak hukum untuk secara proaktif melindungi generasi muda dari paparan yang tidak sehat ini.
Namun, masalah ini tidak berdiri sendiri. Kasubnit Identifikasi dan Sosialisasi dari Satgaswil Jabar Densus 88 Anti Teror Polri, Satori SH MH, menggarisbawahi bahwa masalah kenakalan remaja, termasuk fenomena seperti geng motor, tidak boleh dianggap enteng. Meskipun demikian, upaya-upaya penegakan hukum yang tepat bisa membantu meminimalisir dampak negatif dari perilaku tersebut.
“Geng motor dan aktivitas-aktivitas terlarang lainnya sering kali menjadi jalan bagi remaja untuk terlibat dalam paham intoleran, kejahatan narkotika, dan radikalisme. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk lebih bijak dalam membimbing dan melindungi generasi muda,” papar Satori.
Dalam upaya untuk memberikan solusi yang lebih komprehensif, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Majalengka, H Gatot Sulaeman AP MP, menyuarakan pentingnya program-program edukasi seperti acara Masyarakat Berbicara (Mabar). “Melalui platform ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya radikalisme dan kejahatan di kalangan generasi muda Majalengka,” ujarnya.