sumedangekspres – Vegetasi di Gunung Ceremai Menampilkan Keanekaragaman yang Menarik
Hutan-hutan alami hanya terdapat di bagian atas gunung, sementara di bagian bawah, terutama di wilayah yang sebelumnya merupakan kawasan hutan produksi Perum Perhutani, terdapat hutan pinus (Pinus merkusii) atau semak belukar akibat kebakaran berulang dan penggembalaan. Kebanyakan hutan di bawah ketinggian tertentu dikelola dalam bentuk agroforest oleh masyarakat setempat.
Seperti kebanyakan pegunungan di Jawa, semakin seseorang mendaki ke atas di Gunung Ceremai, mereka akan menemui berbagai tipe hutan pegunungan, mulai dari hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan atas, hingga hutan subalpin, serta wilayah terbuka tak berpohon di sekitar puncak dan kawah.
Dilihat dari keadaan iklim mikronya, LIPI (2001) membedakan lingkungan di Gunung Ceremai menjadi dataran tinggi basah dan dataran tinggi kering. Sebagai contoh, hutan di wilayah Resort Cigugur (jalur Palutungan, di bagian selatan gunung) termasuk beriklim mikro basah, sementara di Resort Setianegara (sebelah utara jalur Linggarjati) beriklim mikro kering.
Baca Juga:Sejarah Gunung Ciremai yang Kini Banyak di Kunjungi Oleh Para Pendaki di IndonesiaOpsi Nama-nama Cabup-cawabup Ciamis Pilkada 2024
Secara umum, jalur pendakian ke Gunung Ceremai melalui Palutungan, Apuy, Linggasana, dan Linggarjati akan melewati lahan permukiman, ladang, dan kebun milik penduduk, hutan pinus bercampur dengan ladang garapan dalam wilayah hutan, serta hutan hujan pegunungan. Sementara di jalur Padabeunghar di utara, vegetasi tersebut ditambah dengan semak belukar yang berasosiasi dengan padang ilalang.
Hutan hujan pegunungan di keempat jalur pendakian ini memiliki tiga tipe, yaitu hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan atas, dan vegetasi subalpin di sekitar kawah. Meskipun terganggu oleh kebakaran, hutan-hutan hujan pegunungan ini masih relatif utuh, hijau, dan menampakkan stratifikasi tajuk yang jelas.(*)