sumedangekspres – Warga di Perumahan Taman Pelangi Terancam DBD Mematikan! Apa Langkah Cepat Dinkes? Meningkatnya Kasus DBD di Perumahan Taman Pelangi, Warga Desak Dinkes Lakukan Fogging Penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali mengancam warga Perumahan Taman Pelangi, Desa Kejuden, Kecamatan Depok.
Kabar buruk ini datang setelah salah satu penduduk dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Dedi Supriyatno, salah satu warga setempat, membenarkan kejadian tragis ini. “Memang benar ada yang meninggal dunia karena DBD di sini,” ungkapnya dengan nada prihatin.
Baca Juga:Inilah Syarat Menjadi Bupati Cirebon Menurut Pengusaha Sukses Rekso WibowoAksi Mahasiswa UMC di Desa Ini Bikin Takjub! Lihat Apa yang Mereka Lakukan!
Artikel ini telah tayang di radarcirebon.id dengan judul Warga Kejuden Meninggal karena DBD, Desak Dinkes Lakukan Fogging.
Perumahan Taman Pelangi Terancam DBD
Masyarakat setempat, termasuk Dedi, segera mengambil langkah dengan meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon untuk segera melakukan fogging atau pengasapan di wilayah mereka.
Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir penyebaran lebih lanjut dari penyakit yang mematikan ini.
“Sudah kami sampaikan ke pemerintah desa, dan mereka merespons dengan cepat,” tambah Dedi, mengungkapkan harapannya agar tindakan preventif ini dapat dilakukan secepat mungkin untuk menghindari korban meninggal lainnya.
Namun, menurut informasi dari Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Nurpatmawati, situasinya sedikit berbeda.
Meskipun ada laporan warga yang meninggal dengan diduga awal terjangkit DBD, setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, ternyata penyebab kematian bukan semata-mata karena DBD.
“Kami sudah mendapatkan konfirmasi bahwa yang bersangkutan sebelumnya dirawat karena DBD namun sudah sembuh.
Baca Juga:Harga Sembako Anjlok! Ini Dia Program Pemerintah yang Bikin HebohKota CirebonTerkuak! Penjual Kambing di Pasar Pabuaran Menangis, Idul Adha Tahun Ini Sepi Pembeli
Saat masuk kembali ke rumah sakit, penyebabnya adalah penyakit jantung,” jelas Nurpatmawati.
Mengenai permintaan fogging dari masyarakat, Subhan, Ketua Tim Kerja P2PM Dinkes Kabupaten Cirebon, menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan apakah kasus DBD benar-benar telah menyebar di wilayah tersebut.
“Fogging hanya dilakukan jika terbukti ada penyebaran kasus DBD yang signifikan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Hal ini harus didukung dengan hasil laboratorium dan laporan kewaspadaan dini dari rumah sakit,” tegas Subhan.
Ditambahkannya bahwa keberadaan nyamuk sebagai vektor penyakit ini juga menjadi faktor penting dalam menentukan keputusan untuk melakukan fogging.