sumedangekspres – Cacing Hati Ditemukan di Sapi Kurban Polres Ciamis.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Ciamis melakukan pemeriksaan post mortem pada sejumlah hewan kurban yang disembelih saat hari raya Idul Adha. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa karkas, daging kurban, dan jeroan yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi.
Salah satu lokasi pemeriksaan adalah di Polres Ciamis, yang tahun ini menyembelih 9 ekor sapi dan 6 ekor kambing sebagai hewan kurban. Dalam pemeriksaan tersebut, Disnakan menerjunkan tiga orang petugas di setiap UPTD, terdiri dari dua orang dokter hewan dan satu paramedik.
“Kami menurunkan tiga petugas di setiap UPTD untuk melakukan pemeriksaan post mortem pada hewan kurban di Polres Ciamis,” ujar Kepala Disnakan Ciamis, Giyatno, kepada wartawan pada Senin, 17 Juni 2024.
Baca Juga:Pemadam Kebakaran Tasikmalaya Tuntut Kejelasan Anggaran Pembangunan KantorProfil dan Penyebab Viral Bobby Saputra di TikTok
Dari total hewan kurban yang disembelih, petugas memeriksa tiga di antaranya, dengan fokus utama pada bagian hati karena adanya kekhawatiran terhadap cacing pita. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa salah satu dari tiga sapi yang disembelih mengandung cacing pita pada bagian hati.
“Petugas kami menemukan cacing hati di salah satu sapi. Bagian hati yang terinfeksi kami bawa untuk dimusnahkan,” kata Giyatno.
Setelah mengamankan bagian hati yang terinfeksi cacing pita, petugas juga memeriksa beberapa bagian lain dari hewan yang telah disembelih, seperti gigi, lidah, mulut, paru-paru, dan jantung. Beruntung, tidak ditemukan penyakit apapun pada bagian-bagian tersebut.
“Pemeriksaan juga dilakukan untuk mendeteksi penyakit gigi dan kuku pada hewan kurban di Polres Ciamis, namun tidak ditemukan penyakit tersebut,” tambah Giyatno.
Giyatno juga mengimbau panitia yang berencana menyembelih hewan kurban pada hari ketiga untuk memperhatikan kebersihan lingkungan selama proses penyembelihan. Dia menekankan pentingnya memastikan daging dan jeroan yang dibagikan aman dan layak untuk dikonsumsi.
“Dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, kebersihan lingkungan harus diperhatikan. Pastikan daging dan jeroan yang dibagikan aman dan layak dikonsumsi,” pesannya.
Pemeriksaan hewan kurban oleh Disnakan bukan hanya langkah preventif tetapi juga upaya untuk menjamin kesehatan masyarakat. Menurut Giyatno, deteksi dini terhadap penyakit pada hewan kurban sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ke manusia yang mengonsumsi daging kurban.