Pendekatan ecogreen tidak hanya tentang penggunaan bahan yang ramah lingkungan tetapi juga tentang bagaimana sumber daya dikelola dan dipelihara. Dengan memetik daun jati dari pohon yang tumbuh di sekitar pesantren, para santri diajarkan untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dengan bijak. Selain itu, mereka juga belajar pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan.
Pesantren Laskar Langit juga mengedukasi masyarakat tentang manfaat penggunaan bahan alami. Daun jati, selain ramah lingkungan, juga memiliki sifat antibakteri alami yang membantu menjaga kebersihan dan kualitas daging kurban. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya mendapatkan daging kurban yang sehat tetapi juga turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Implementasi program ecogreen di pesantren ini menjadi contoh bagaimana pendidikan dan praktik sehari-hari bisa berjalan beriringan untuk menciptakan perubahan positif. Para santri tidak hanya belajar tentang nilai-nilai agama tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menjaga alam.
Baca Juga:Asep Sukmana Pastikan Hewan Kurban di Tasikmalaya Bebas PenyakitCacing Hati Ditemukan di Sapi Kurban Polres Ciamis
Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga ciptaan Allah SWT. Dalam Al-Quran, manusia diajarkan untuk tidak merusak bumi (Q.S. Al-Baqarah: 11). Dengan mengurangi penggunaan plastik dan beralih ke bahan alami seperti daun jati, pesantren Laskar Langit menjalankan ajaran ini dalam konteks modern.
Selain itu, langkah ini juga mendukung program pemerintah dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Beberapa kota di Indonesia telah mulai melarang penggunaan kantong plastik, dan inisiatif pesantren Laskar Langit bisa menjadi model bagi institusi lainnya. Dengan menunjukkan bahwa alternatif alami bisa berhasil dan diterima oleh masyarakat, pesantren ini memberikan inspirasi bagi komunitas lain untuk mengikuti jejak mereka.
Kisah sukses pesantren Laskar Langit juga membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tindakan kecil. Dengan memanfaatkan daun jati, mereka tidak hanya mengurangi sampah plastik tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang keberlanjutan kepada generasi muda. Para santri yang terlibat dalam proses ini belajar nilai-nilai tanggung jawab lingkungan yang akan mereka bawa sepanjang hidup mereka.
Pada akhirnya, pesantren Laskar Langit menunjukkan bahwa kombinasi antara pendidikan, inovasi, dan tanggung jawab lingkungan bisa membawa perubahan positif. Inisiatif ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga memperkuat hubungan sosial dalam komunitas. Dengan membungkus daging kurban menggunakan daun jati, pesantren ini merayakan Idul Adha dengan cara yang lebih bermakna dan berkelanjutan.