KBIHU Alhidayah juga telah mempersiapkan tim ibadah yang solid sejak dari Indonesia untuk mendukung jamaah selama pelaksanaan haji.
Tantangan di Mina
Mina adalah salah satu lokasi pelaksanaan ibadah haji yang terkenal berat.
Jamaah harus menghadapi situasi tenda yang padat, fasilitas MCK yang terbatas, serta persiapan fisik untuk melaksanakan lempar jumrah yang memerlukan perjalanan hingga 7 km pulang pergi.
Baca Juga:Wow! Trik Setting Kroto Murai Batu Agar Langsung Juara Lomba!Cara Ampuh Mengatasi Murai Batu Macet Bunyi dengan Porsi Ulat Jerman Hasilnya Mengejutkan!
Keadaan ini memerlukan kesabaran yang sangat tinggi dan iman yang kuat.
Oleh karena itu, siraman rohani menjadi sangat penting untuk memperkuat mental dan spiritual jamaah.
Pesan dari Ustadz Husni Mutaqin
Dalam salah satu sesi siraman rohani setelah salat Zuhur, Ustadz Husni Mutaqin, seorang jamaah haji sekaligus pendakwah asal Samarinda yang mengikuti rangkaian Armuzna bersama KBIHU Alhidayah, menyampaikan pesan penting tentang kesabaran.
Beliau menjelaskan bahwa untuk mendapatkan predikat haji yang mabrur, diperlukan kesabaran yang luar biasa.
Dalam Alquran, surat Ali Imran ayat 214 menyebutkan bahwa jihad dan sabar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam meraih tiket surga.
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam juga menegaskan bahwa fadilah utama dari haji yang mabrur adalah surga.
Hakikat Kesabaran dalam Ibadah Haji
Kesabaran adalah buah dari iman. Allah Ta’ala menguji kualitas iman seseorang melalui berbagai ujian, dan haji adalah salah satu ujian tersebut.
Baca Juga:10 Tanda Jelas Kamu Sudah Dewasa secara Mental dan Emosional, Nomor 7 Bikin Terkejut!Gokil! Kabupaten Cirebon Ingin Serbu 1 Juta Peserta KB!
Semua tata cara haji sudah diatur sesuai dengan syariat dan contoh dari Rasulullah.
Banyak orang salah mengartikan sabar sebagai menunda-nunda sesuatu, padahal makna sebenarnya dari sabar adalah “alhabsu”, yaitu menahan diri dari godaan nafsu untuk segera melaksanakan ketaatan.
Teladan Kesabaran dari Nabi Ibrahim dan Ismail
Ustadz Husni Mutaqin mengingatkan jamaah tentang teladan kesabaran dari Nabi Ibrahim dan Ismail.
Ketika Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra semata wayangnya, Ismail, beliau tidak meminta keringanan atau penundaan.
Sebaliknya, Ismail justru meminta ayahnya untuk segera melaksanakan perintah tersebut, menunjukkan kesabaran yang luar biasa.
Inilah makna sabar yang sebenarnya, yaitu kemampuan menahan diri dan segera melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta’ala.