Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa kekuatan politik dari masing-masing bakal calon semakin jelas terlihat, dan ada kemungkinan bahwa koalisi politik tertentu seperti Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam Pilkada Kota Bogor mendatang.
Dalam konteks ini, Yus menjelaskan bahwa Dedie A Rachim, Sendi Fardiansyah, dan Aji Jaya Bintara dipandang sebagai representasi dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dedie A Rachim khususnya memiliki potensi untuk berpasangan dengan figur dari partai-partai yang bergabung dengan KIM. Sementara itu, Raendi Rayendra dan Atang Trisnanto dianggap sebagai representasi di luar KIM. Raendi Rayendra diperkirakan akan mendapatkan dukungan dari partai yang tidak tergabung dalam KIM.
Menurut Yus, saat ini Dedie A Rachim sudah mengantongi dukungan sejumlah partai, seperti PAN, Demokrat, dan PSI, dengan kemungkinan tambahan dukungan dari Partai Golkar dan Partai Gerindra jika bergabung. Raendi Rayendra juga diklaim telah mengumpulkan dukungan lebih dari 10 kursi, termasuk dari PKB, PDIP, dan PPP, dengan kemungkinan tambahan dari partai seperti PKS dan lainnya yang tidak bergabung dengan KIM.
Baca Juga:Polsek Cimaung Berhasil Mengamankan Seorang Spesialis Pencuri Warung yang Aksinya Sempat Viral di Media SosialWarga RW07 Desa Cileunyi Wetan Bandung Kelola Sampah Mandiri
Sementara itu, Sendi Fardiansyah dan Aji Jaya Bintara masih dalam proses pengumpulan dukungan partai, sementara Atang Trisnanto dari PKS dianggap sebagai figur terkemuka meskipun PKS belum memperoleh elektabilitas yang memadai.
Yus menegaskan bahwa konfigurasi politik Kota Bogor dapat berubah tergantung pada apakah KIM akan terbentuk atau tidak dalam Pilkada nanti. Jika KIM tidak terbentuk dan PKS mencalonkan sendiri, PKS diyakini memiliki cukup dukungan untuk mengusung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor sendiri.
Yus menyatakan bahwa saat ini, meskipun elektabilitas masing-masing figur belum cukup untuk mengubah peta politik Kota Bogor, potensi perubahan masih ada. Dia mencontohkan dinamika politik di Jawa Barat, di mana Partai Nasdem secara mengejutkan mengusung Ilham Habibie sebagai calon Gubernur, menunjukkan bahwa kekuatan partai dapat melakukan perubahan yang signifikan.
Meskipun demikian, Yus menyatakan bahwa dalam dinamika politik yang berubah dengan cepat, kemungkinan perubahan signifikan dalam beberapa hari ke depan terkait eskalasi politik di Kota Bogor menjelang Pilkada 2024 sangat mungkin terjadi.