Empat Tahun Tanpa Bantuan: Warga Cileunyiwetan Sukses Kelola Sampah Mandiri

Empat Tahun Tanpa Bantuan: Warga Cileunyiwetan Sukses Kelola Sampah Mandiri
Empat Tahun Tanpa Bantuan: Warga Cileunyiwetan Sukses Kelola Sampah Mandiri (ist)
0 Komentar

Ia menjelaskan bahwa di beberapa RW, sampah sudah dikelola oleh masing-masing pengurus RW. “Ada yang langsung selesai di rumah tangganya, juga ada TPS3R yang mencakup beberapa RW sekitar dalam hal pengelolaan sampah,” jelasnya.

Pengolahan sampah mandiri di RW07 telah menjadi proyek percontohan dan mendapat penghargaan dari Bupati Bandung, Dadang Supriatna. Hari berharap proses panjang dalam pengelolaan sampah mandiri di wilayahnya dapat dikolaborasikan dengan kerja sama pihak luar. “Dulu pernah ada kerja sama dengan swasta (goni-goni), namun kami kurang tahu kelanjutannya seperti apa,” ucapnya.

Hari juga mengungkapkan bahwa sebelumnya ada penawaran kerja sama dari DLH Kabupaten Bandung untuk mengelola limbah batu baterai dan sejenisnya menjadi briket. “Semoga saja bisa tetap konsisten dan istiqomah,” ungkapnya.

Baca Juga:Warga Keluhkan Asap Pembakaran Sampah dari TPS Sukamukti, Bupati Bandung: Tutup Saja Kalau MenggangguPelantikan 568 Pantarlih di Kota Banjar untuk Pilkada Serentak 2024

Sesuai arahan Bupati Bandung dan Kepala Dinas LH, penanganan sampah di Cileunyiwetan diharapkan bisa berangsur membaik. “Penanganan sampah di Cileunyiwetan harus didukung oleh masyarakat. Tanpa dukungan dari masyarakat, upaya tersebut akan sia-sia,” pungkas Hari.

Tantangan dan Solusi dalam Pengelolaan Sampah MandiriPengelolaan sampah secara mandiri di RW07 tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya dukungan alat dan prasarana dari pemerintah. Selama ini, BSM Tematik Maggot bekerja secara manual, yang tentunya membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih besar.

Namun, semangat warga RW07 dalam menjaga lingkungan tidak surut. Mereka tetap konsisten mengelola sampah organik dengan metode bio konversi maggot. Sampah rumah tangga diubah menjadi pakan maggot yang kemudian digunakan sebagai pakan ternak dan ikan. Metode ini tidak hanya mengurangi volume sampah organik tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga.

Untuk mengatasi kendala alat dan prasarana, Kepala Desa Cileunyiwetan, Hari Haryono, telah mengupayakan berbagai bantuan. Pengajuan mesin pencacah dan kerja sama dengan berbagai pihak diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah. Selain itu, edukasi dan sosialisasi terus dilakukan agar lebih banyak RW yang terlibat dalam pengelolaan sampah mandiri.

Harapan ke DepanPengelolaan sampah mandiri di RW07 Desa Cileunyiwetan telah menunjukkan hasil yang positif. Selain mengurangi volume sampah organik, metode bio konversi maggot juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga. Namun, dukungan dari pemerintah dan masyarakat masih sangat diperlukan untuk mengembangkan dan memperluas model pengelolaan sampah ini.

0 Komentar